Saturday, January 14, 2017

Kebiasaan Baik, Bisa Jadi Tidak Berpahala

Sekedar kebiasaan baik saja, maka bisa jadi tidak berpahala.

Niatkanlah  setiap kebiasaan baik kita untuk menjadi ibadah. Karena jika sekedar kebiasaan baik saja maka tidak mendapat pahala. Misalnya:

1. Seorang yang punya kebiasaan baik suka ramah dan tersenyum pada orang lain, akan tetapi ia lakukan hanya sekedar kebiasaan atau karena tidak enak dengan orang. Maka ini tidak mendapat pahala

2. Seorang yang punya kebiasaan ringan tangan, membantu orang lain. Akan tetapi ia lakukan semata-mata hanya karena kebiasaan atau dengan niat, kita harus bantu orang supaya kalau ada apa-apa kita juga dibantu oleh orang lain. Maka ini tidak mendapatkan pahala.

Kebiasaan-kebiasaan ini tidak akan mendapat pahala atau bernilai di sini Allah kalau dilakukan hanya karena kebiasaan. Haruslah dilakukan karena berniat pahala dan niat itu sebanding dengan ilmu. Maka seseorang mendapatkan pahala sesuai dengan niatnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنّمَا الأَعْمَالُ بالنِّيّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امرِىءٍ مَا نَوَى

“Setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan bagi setiap orang apa yang dia niatkan”[1]

Kebiasaan dan hal yang mubah bisa menjadi pahala. Sebagaimana tidur adalah hal yang mubah, tetapi bisa berpahala.

Tentu lebih besar lagi niatnya jika anda semakin ikhlas dan semakin berilmu. misalnya anda hafal haditsnya dan teringat tentang hadits kemuliaan berwajah ceria dan anda ikhlas ketika melakukannya.

Mu’aadz bin Jabal radhiallahu ‘anhuberkata,

أَمَّا أَنَا فَأَنَامُ وَأَقُومُ وَأَرْجُو فِي نَوْمَتِي مَا أَرْجُو فِي قَوْمَتِي.

“Adapun aku, maka aku tidur dan sholat malam, dan aku berharap pahala dari tidurku sebagaimana pahala yang aku harapkan dari shalat malamku”[2]

Ibnu Hajr Al-Asqalani rahimahullahmenjelaskan,

وَمَعْنَاهُ: أَنَّهُ يَطْلُب الثَّوَاب فِي الرَّاحَة كَمَا يَطْلُبهُ فِي التَّعَب, لِأَنَّ الرَّاحَة إِذَا قُصِدَ بِهَا الْإِعَانَة عَلَى الْعِبَادَة حَصَّلَتْ الثَّوَاب

“Maknanya adalah ia mencari ganjaran pahala dalam istirahat sebagaimana ia mencarinya dalam kelelahan (ibadah), karena istirahat jika dimaksudkan untuk membantu dalam beribadah maka akan mendatangkan pahala”[3]

Jadi, jangan sampai kebiasaan-kebiasaan baik kita hanya sekedar kebiasaan semata atau mengalir begitu saja untuk kepentingan dunia tanpa ada orientasi akhirat.

Demikian semoga bermanfaat

[1] HR Al-Bukhari no 1 dan Muslim no 1907
[2] HR Al-Bukhari no 6923 dan Muslim no 1733
[3] Fathul Baari 8/62

Bagi yang men-Share InsyaAllah mendapat pahala yang berlimpah. Aamiin

Monday, January 9, 2017

Wahai Kristiani, Bacalah 13 Alasan Adebayor Memeluk Islam !


Inilah 13 Alasan Adebayor Memeluk Islam !

Redaksi – Sabtu, 9 Rabiul Akhir 1438 H / 7 Januari 2017 07:19 WIB

Eramuslim.com – Inilah 13 alasan Adebayor
memeluk Islam sebagaimana dirilis oleh
theheraldng.com. Pesepakbola yang pernah bermain untuk klub-klub sepak bola top Eropa: Arsenal, Manchester City, Real Madrid, dan kini Tottenham Hotspurs ini
mengatakan, “Aku punya 13 alasan yang kuat mengapa seorang muslim itu sama seperti Yesus dan mereka lebih mengikuti Yesus daripada orang-orang Kristen:

Pertama,
Yesus mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan. Hanya satu Tuhan saja yang berhak untuk disembah. Hal itu termaktub dalam Deut 6:4, Mark 12:29. Umat Islam juga meyakini demikian. Sebagaimana diajarkan Alquran dalam surat 4
(An-Nisa) ayat 171.

Kedua,
Yesus tidak makan daging babi. Dijelaskan dalam Leviticus 11:7. Sama dengan yang dilakukan umat Islam. Dan hal itu dijelaskan Alquran dalam surat 6
(Al-An’am) ayat 145.

Ketiga,
Yesus mengucapkan salam dengan kalimat
“assalamu’alaikum” (kedamaian selalu
bersamamu). Terdapat dalam John 20:21. Muslim juga mengucapkan salam dengan cara demikian.

Keempat,
Yesus selalu mengucapkan “God Willing” (insya Allah). Umat Islam mengucapkan kalimat ini juga sebelum mereka melakukan apapun.
Sebagaimana dituntunkan dalam Alquran surat 18 (Al-Kahfi) ayat 23-24.

Kelima,
Yesus mencuci wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya sebelum shalat. Hal yang sama juga dilakukan oleh seorang muslim.

Ke-enam,
Yesus dan nabi-nabi lainnya yang terdapat di dalam Injil shalat dengan meletakkan kepala mereka di tanah. Dijelaskan dalam Matthew 26:39. Muslim juga melakukan demikian. Sebagaimana diajarkan Alquran dalam surta 3 (Ali Imran) ayat 43.

Ketujuh,
Yesus memiliki janggut dan memakai throbe (gamis). Hal ini disunnahkan bagi seorang muslim.

Kedelapan,
Yesus mengikuti syariat (syariatnya tauhid sama seperti nabi-nabi sebelumnya pen.) dan mengimani semua nabi. Lihat Matther 5:17. Muslim juga diajarkan demikian oleh Alquran. Lihatlah surat 3 (Ali Imran) ayat 84 dan 2 (Al-Baqarah) 285.

Kesembilan,
Ibu Yesus, Maryam, mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya dan mengenakan hijab. Sebagaimana terdapat dalam 1 Timothy 2:9, Genesis 24: 64-65, dan Corinthians 11:6. Wanita muslimah juga mengenakan pakaian yang sama.
Alquran mengajarkan mereka dalam surat 33 (Al-Ahzab) ayat 59.

Kesepuluh,
Yesus dan nabi-nabi lainnya yang disebutkan di dalam Injil berpuasa hingga lebih dari 40 hari. Lihat Exodus 34:28, Daniel 10:2-6. 1Kings 19:8 dan Matthew 4:1. Muslim pun berpuasa selama bulan Ramadhan. Seorang muslim diwajibkan
berpuasa sebulan penuh, 30 hari. Lihat Alquran surat 2 (Al-Baqarah) ayat 183. Kemudian dianjurkan untuk melanjutkan berpuasa 6 hari untuk menambah ganjaran pahala.

Kesebelas,
Yesus mengajarkan agar berucap “Kedamaian untuk rumah ini” ketika memasuki rumah. Lihat Luke 10:5. Dan juga memberi salam kepada orang-orang di dalam rumah dengan ucapan “Kedamaian untuk kalian”. Sekali lagi, muslim
melakukan hal yang sama persis dengan apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus. Ketika kita masuk ke rumah kita, atau rumah orang lain, kita mengucapkan “Bismillah” dan juga memberi salam
“assalamualaikum”. Inilah tuntunan Alquran dalam surat 24 (An-Nur) ayat 61.

Kedua belas,
Yesus dikhitan (disunat). Khitan merupakan salah satu dari 5 sunnah fitrah dalam ajaran Islam. Dalam Islam, seorang laki-laki diwajibkan untuk berkhitan. Berdasarkan Injil Luke 2:21. Yesus berusia 8 hari saat ia dikhitan. Di dalam Taurat, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim bahwa khitan adalah sebuah “perjanjian abadi”. Lihat Genesis
17:13. Di dalam Alquran, surat 16 (An-Nahl) ayat 123, seorang muslim diwajibkan untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Ibrahim berkhitan setelah berumur delapan puluh tahun” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Ketiga belas,
Yesus berbicara dalam bahasa Aramaik dan
menyebut Tuhan dengan Elah. Secara penyebutan atau pelafalan, sama dengan lafadz Allah. Aramaik adalah bahasa kuno. Ia merupakan bahasa Bible. Bahasa ini merupakan salah satu dari Bahasa
Semit. Termasuk juga bahasa Hebrew (Ibrani), Arab, Ethiopia, dan bahasa-bahasa kuno lainnya seperti bahasa Assyria dan Babylonia yang merupakan Bahasa orang-orang Akkadia.

Bahasa Aramaik “Elah” dan bahasa Arab “Allah” adalah sama.
Kata Aramaik “Elah” berasal dari bahasa Arab “Allah”. Yang artinya adalah Tuhan. Allah dalam bahasa Arab artinya juga Tuhan. Tuhan Yang Mahatinggi.

Anda bisa dengan mudah mendapatkan kesamaan pelafalannya. Dengan demikian, Tuhannya Yesus juga merupakan Tuhannya orang-orang Islam. Dialah Tuhan semua manusia. Dan Tuhan semua makhluk yang
ada.

Nah, sekarang katakan kepadaku, siapakah
pengikut Yesus yang sebenarnya? Tentu saja jawabnya umat Islam.

Sekarang saya yakin saya telah menjadi pengikut Yesus yang sebenarnya,” tutup Adebayor.

Semoga bermanfaat.

Sunday, January 8, 2017

MASALAH SUAMI-ISTRI & RUMAH TANGGA


Mendeteksi Ciri-ciri Istri Durhaka

Oleh : Maaher At-Thuwailibi.

Baca baik-bak sampai selesai dan pahamilah.

Dalam sejarah perjalanan manusia, tidak pernah ada istilah “suami durhaka”. Yang ada adalah istri durhaka. sama dengan tidak ada istilah “orang tua durhaka”. yang ada adalah anak yang durhaka. tapi suami zhalim, ada. orang tua zhalim, juga ada. semua prilaku ini adalah DOSA BESAR dan terkutuk. suami yang tidak menunaikan kewajibannya dan tidak memenuhi hak-hak istrinya, ini suami zhalim namanya. cepat segera bertaubat kepada Allah Ta'ala sebelum mendapatkan kemurkaannya.

Karena sesungguhnya, para wanita atau para istri pun mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. sampai-sampai, seorang suami HARAM HUKUMNYA melarang keluarga istrinya untuk mengunjungi anak mereka; kecuali jika dikhawatirkan akan merusak dan mempengaruhinya untuk melakukan nusyuz (kedurhakaan pada suami), maka suami pada saat itu boleh melarang keluarga istrinya datang menemui anaknya.

Kata Nabi:

خيركم خيركم لأهله

“sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada kelurganya”.

Tapi INGAT, baik kepada keluarga yang dimaksud Sabda Nabi disini bukanlah dengan cara mengajak jalan-jalan, memberi izin istri melenggang sana-sini, arisan, ngajak shoping, ke mall, cuci mata dan telinga, atau memberikan apa saja yang di inginkan dan seterusnya. Tapi yang dimaksud “baik kepada keluarga” dalam sabda Nabi yang mulia ini adalah dengan memberinya nafkah, mencukupi kebutuhannya lahir dan batin, tidak menyia-nyiakannya, menunaikan kewajiban dan memenuhi hak-haknya, menyayanginya dengan sepenuh hati, tidak memukulnya kecuali dengan alasan yang sangat ketat yang dibolehkan syari'at, memperhatikan urusan dunia dan agamanya, mendidiknya menjadi hamba yang taat kepada Rabb-Nya, dan yang terpenting menjaganya dari azab api neraka.

CATAT : kesholihan seseorang bukan terletak pada penampilan zhahir. jika ia bergamis, berjenggot, dan berpenampilan islami lantas otomatis ia menjadi sholih. Oh tidak. jika bergamis, berjenggot, namun durhaka pada orang tua, ia amat sangat tidak pantas menyandang gelar sebagai orang yang shalih. karena keridhoan orang tua berada pada ridhonya Allah ta'ala. demikian pula seorang wanita yang berhijab, jilbab lebar, atau bahkan bercadar sekalipun, ia bukanlah perempuan sholihah jika ia DURHAKA PADA SUAMINYA dan tidak menunaikan kewajibannya sebagai istri. kerudung panjang, atau hijab dan cadar yang dikenakan bukanlah ukuran wanita sholihah. karena kerudung, hijab, memanglah suatu kewajiban syari'at yang wajib di laksanakan setiap perempuan muslimah. Jika ia tidak menutup auratnya, ia berhak mendapatkan siksa dan azab yang pedih di neraka.

TAHAP AWAL seorang istri menjadi sosok istri durhaka adalah, tidak betah di rumah. pengennya jalan-jalan, keluar rumah, ketemu si fulan, ketemu si 'allan dst. Alasannya, kangen dengan si fulan, atau alasan jenuh, dst. kalau tidak di izinkan suaminya, ia pun membangkang. bahkan kadang ia malah menuduh suaminya zhalim dan tidak pengertian padanya.

Padahal, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولى

“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu”.

Seorang isteri yang pergi meninggalkan rumah tanpa izin suami dengan alasan apapun dan meskipun kepergiannya bukan dalam rangka maksiat, tetap saja termasuk wanita tidak baik alias pembangkang/durhaka. Seorang wanita yang sudah menikah, TAAT KEPADA SUAMI HARUS DIDAHULUKAN DARIPADA TAAT KEPADA IBU DAN BAPAK KANDUNGNYA sendiri. hampir saja syari’ah ini menyuruh seorang istri bersujud kepada suaminya, hanya saja tidak dibolehkan bagi seseorang bersujud kepada sesama manusia.

Keluar rumah tanpa izin suami termasuk yang diharamkan Allah ta'ala dan merupakan Dosa Besar sampai ia keluar rumah dalam rangka mengunjungi ibu-bapaknya. bahkan Allah ta’ala melarang wanita yang dicerai suaminya dengan talak raj’i (talak yang masih bisa rujuk) agar tidak keluar rumahnya, lebih-lebih jika istri yang tidak di cerai (thalaq). Jika sang istri merasa kangen pada orang tuanya dan belum siap menikah atau belum siap secara batin mengarungi biduk rumah tangga bersama suami, ya mending tidak usah nikah dulu. puas-puasin dulu “netek” sama ibunya.

Kata Rasulullah:

“Jika isteri keluar rumah tanpa seijin suaminya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian untuknya”.

Imam At-Thabrani meriwayatkan bahwa seorang wanita pernah datang kepada Rasullullah Shallallahu` Alaihi Wa Sallam, lalu wanita itu berkata:

“Yaa Rasulullah, aku adalah utusan para wanita yang diutus kepadamu untuk menanyakan bahwa Jihad ini telah diwajibkan Allah kepada kaum lelaki, jika menang mereka diberi pahala dan jika terbunuh mereka tetap diberi rezeki oleh Rabb mereka, tetapi bagaimana dengan kami kaum wanita yang membantu mereka, pahala apa yang kami dapatkan?

Nabi Shallallahu` Alaihi Wa Sallam menjawab:

“Sampaikan kepada para wanita yang engkau jumpai bahwa TAAT KEPADA SUAMI DAN MENGAKUI HAKNYA itu adalah sama dengan pahala jihad di jalan Allah, tetapi sedikit sekali di antara kamu yang melakukanya !”

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam ahmad dan thabrani, Nabi bersabda:

“Jika seorang isteri itu telah menunaikan solat lima waktu dan berpuasa pada bulan ramadhan dan menjaga kemaluannya dari segala sesuatu yang haram serta TAAT KEPADA SUAMINYA, maka dipersilakan masuk ke surga dari pintu mana saja yang kamu suka.”

MAKA, bagi para suami... pintar-pintarlah mendeteksi istri. Jika tanda-tanda ini mulai tampak pada istrimu, maka ketahuilah bahwa selangkah lagi ia akan menjadi seorang istri durhaka yang sempurna. Tugasmu untuk mendidiknya dengan penuh cinta dan kesabaran. jika ia terus membangkang dan durhaka, maka maslahat yang lebih besar adalah menceraikannya dan mencari istri lain yang lebih baik daripadanya.

Wallahul Musta'an.

Semoga bermanfaat.

Saturday, January 7, 2017

Jangan Pernah Tinggalkan AlQuran


Janganlah tinggalkan Al-Quran dalam kehidupanmu sehari hari.


"ﻫﺠﺮ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ«

ﻫﺠﺮ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺃﻧﻮﺍﻉ:

١- ﻫﺠﺮ ﺳﻤﺎﻋﻪ، ﻭﺍﻹ‌ﻳﻤﺎﻥِ ﺑﻪ، ﻭﺍﻹ‌ﺻﻐﺎﺀِ ﺇﻟﻴﻪ.

 ٢-ﻫﺠﺮ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ، ﻭﺍﻟﻮﻗﻮﻑِ ﻋﻨﺪ ﺣﻼ‌ﻟﻪ ﻭﺣﺮﺍﻣﻪ ﻭﺇﻥ ﻗﺮﺃﻩ ﻭﺁﻣﻦ ﺑﻪ.

٣- ﻫﺠﺮ ﺗﺤﻜﻴﻤﻪ ﻭﺍﻟﺘﺤﺎﻛﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺪِّﻳﻦ ﻭﻓﺮﻭﻋﻪ، ﻭﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺃﻧﻪ ﻻ‌ ﻳﻔﻴﺪ ﺍﻟﻴﻘﻴﻦ، ﻭﺃﻥَّ ﺃﺩﻟَّﺘﻪ ﻟﻔﻈﻴﺔٌ ﻻ‌ ﺗﺤﺼﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ.

٤- ﻫﺠﺮ ﺗﺪﺑُّﺮﻩ ﻭﺗﻔﻬُّﻤﻪ، ﻭﻣﻌﺮﻓﺔ ﻣﺎ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻢ ﺑﻪ ﻣﻨﻪ.
٥- ﻫﺠﺮ ﺍﻻ‌ﺳﺘﺸﻔﺎﺀ ﻭﺍﻟﺘﺪﺍﻭﻱ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﺃﻣﺮﺍﺽ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻭﺃﺩﻭﺍﺋﻬﺎ، ﻓﻴﻄﻠﺐ ﺷﻔﺎﺀ ﺩﺍﺋﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ، ﻭﻳﻬﺠﺮ ﺍﻟﺘﺪﺍﻭﻱ ﺑﻪ.

ﻭﻛﻞُّ ﻫﺬﺍ ﺩﺍﺧﻞ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﴿ﻮَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺇِﻥَّ ﻗَﻮْﻣِﻲ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻣَﻬْﺠُﻮﺭًﺍ﴾ [ﺍﻟﻔﺮﻗﺎﻥ: 30].

«ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ» ﻻ‌ﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴّﻢ


"Meninggalkan Al Quran
Meninggalkan Al Qur'an itu ada beberapa bentuk :

1. Meninggalkan dari mendengarkannya, mengimaninya, dan mengkonsentrasikan pendengaran kepadanya.

2. Meninggalkan beramal dengannya, dan berhenti disisi halal dan haramnya, walaupun ia membaca dan mengimaninya.

3. Meninggalkan berhukum dan menjadikannya hakim padanya dalam ushuluddin (pokok-pokok agama) serta cabang-cabangnya, dan percaya bahwasanya Al Qur'an tidak menghasilkan keyakinan, dan sesungguhnya dalil dalilnya adalah lafazh yang tidak menghasilkan ilmu.

4. Meninggalkan dari mentadabburinya, merenungi dan memahami, serta mengetahui apa yang Pembicara (Alloh) inginkan (maksudkan) di dalamnya dari Al Qur'an itu.

5. Meninggalkan mencari kesembuhan dan berobat dengan Al Qur'an pada semua penyakit hatinya dan penyakit lainnya, tetapi mencari kesembuhan penyakitnya dari selainnya (Al Qur'an), dan meninggalkan obat obatan darinya (Al Qur'an)

Semua ini termasuk dalam firman Allah Ta'ala :

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

"Dan berkata Rosul Wahai, Rabb-ku. Sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Quran ini sesuatu yang tidak diacuhkan".
[Al Furqan : 30].

(Alfawaa id Ibnul Qayyim)

Dan takutlah akan ancaman Alloh dalam firman Nya ketika kita berpaling dari Al-Quran

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةًۭ ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ (124)

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِىٓ أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا (125)

قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلْيَوْمَ تُنسَىٰ (126)ء

"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku (Al-Quran) maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
Berkatalah ia: "Ya Robbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan".

Semoga bermanfaat dan jangan lupa diShare untuk kebaikan kita semua.

Wassalam.

Hukum Merayakan Ulang Tahun Dan Menerima Hadiahnya

Tanya jawab AQIDAH ISLAM tentang hukum merayakan ulang tahun dan menerima hadiahnya Soal : Apa hukum merayakan hari ulang tahun bagi anak-...