Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
فَوَقْتُ الْإِنْسَانِ هُوَ عُمُرُهُ فِي الْحَقِيقَةِ، وَهُوَ مَادَّةُ حَيَاتِهِ الْأَبَدِيَّةِ فِي النَّعِيمِ الْمُقِيمِ، وَمَادَّةُ الْمَعِيشَةِ الضَّنْكِ فِي الْعَذَابِ الْأَلِيمِ، وَهُوَ يَمُرُّ أَسْرَعَ مِنَ السَّحَابِ، فَمَا كَانَ مِنْ وَقْتِهِ لِلَّهِ وَبِاللَّهِ فَهُوَ حَيَاتُهُ وَعُمُرُهُ، وَغَيْرُ ذَلِكَ لَيْسَ مَحْسُوبًا مِنْ حَيَاتِهِ، وَإِنْ عَاشَ فِيهِ عَاشَ عَيْشَ الْبَهَائِمِ، فَإِذَا قَطَعَ وَقْتَهُ فِي الْغَفْلَةِ وَالسَّهْوِ وَالْأَمَانِيِّ الْبَاطِلَةِ، وَكَانَ خَيْرَ مَا قَطَعَهُ بِهِ النَّوْمُ وَالْبِطَالَةُ، فَمَوْتُ هَذَا خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِهِ.
Waktu manusia merupakan umurnya yang sebenarnya.
Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi lagi penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan serta adzab yang pedih.
Ketahuilah bahwa sungguh berlalunya waktu lebih cepat dari berlalunya kumpulan (jalannya) awan.
Barangsiapa yang waktunya semata-mata diperuntukkan dalam rangka ketaatan dan beribadah kepada Allah, maka itu adalah waktu dan umurnya yang sebenar-benarnya.
Selain yang demikian maka tidak dianggap sebagai kehidupannya, namun hanya dinilai seperti layaknya kehidupan binatang ternak.”
Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan hawa nafsu, berangan-angan yang sia-sia (batil), hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kesia-siaan (yang kurang manfaatnya), maka sungguh kematian itu lebih layak bagi dirinya.
__________
(Ad-Daa’ wa Dawaa’)
No comments:
Post a Comment