Tuesday, December 27, 2016

RENUNGAN AKHIR TAHUN


Oleh : Ustadz Irfandi, Lc hafizhahullah
Gowa, 26 Rabiul Awwal 1438 H/ 26 Desember 2016

  Perjalanan waktu adalah sunnatullah yang pasti terjadi. Perputarannya adalah arus yang tak bisa terbendung. Anak-anak berjalan menjadi dewasa, orang dewasa menjadi tua adalah sebuah ketentuan dalam kehidupan. Namun, sebagai seorang muslim, hendaknya berupaya mengambil pelajaran di dalamnya.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ

"Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan." (QS. An-Nur :44)

Di dalam ayat ini, Allah Ta'ala menyebutkan bahwa pergantian malam dan siang terdapat pelajaran bagi orang yang memiliki pandangan hati. Bergulirnya hari demi hari,  pekan demi pekan, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun seyogianya menjadi renungan bagi kita untuk mengambil berbagai pelajaran di dalamnya, terkhusus pada akhir tahun di tengah banyaknya kerusakan,  maksiat merajalela, banyak manusia semakin jauh dari agamanya.

  Fenomena bergelimangnya maksiat dan banyaknya pelanggaran syariat yang terjadi pada akhir tahun masehi menjadi sebuah dilema yang menimbulkan banyak tanda tanya.

  Mengapa di negara yang penduduknya mayoritas muslim justru banyak terjadi kemaksiatan? Mengapa banyak kaum muslimin yang ikut mengucapkan selamat natal? Mengapa hanya segelintir dari kaum muslimin yang tidak mau ikut-ikutan dengan orang kafir untuk merayakan tahun baru? Apakah musibah yang terjadi hampir setiap akhir tahun salah satu pemicu utamanya adalah maksiat?

  Dan berbagai pertanyaan lainnya yang muncul dari apa yang kita saksikan dari fenomena akhir tahun. Namun, hendaknya kita sebagai seorang muslim merenungi beberapa ibrah dan hikmah dari akhir tahun.

Mengambil Ibrah dari Akhir Tahun

Diantara pelajaran yang bisa kita petik dari akhir tahun yaitu:

1. Semakin Dekatnya Kematian

Sudah merupakan hal yang kita yakini bahwa kematian pasti akan datang, ajal akan mereguk semua jiwa. Allah berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Q.S Ali Imran :185)

Demikian pula kadar dari ajal manusia telah ditentukan. Oleh karena itu, berlalunya tahun demi tahun sejatinya menjadi renungan bagi kita bahwa ajal semakin dekat,  kematian akan segera datang,  yang kemudian menjadi bahan muhasabah (introspeksi) bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapinya. Bukan justru dengan masuknya akhir tahun, kita semakin menambah dosa dan maksiat.

2. Motivasi untuk Beramal Saleh

Dengan berlalunya waktu demi waktu seharusnya menjadi bahan renungan dan muhasabah yang memotivasi kita untuk beramal saleh. Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

Al-Allamah Abdurrahman bin Nashir bin Si'dy -rahimahullah- di dalam tafsirnya,  berkata tentang ayat ini:

" وهذه الآية الكريمة أصلٌ في محاسبة العبد نفسه، وأنّه ينبغي له أن يتفقّدها، فإن رأى زللًا تداركه بالإقلاع عنه والّتوبة النّصوح، والإعراض عن الأسباب الموصلة إليه، وإن رأى نفسه مقصّرا في أمر من أوامر الله بذل جهده واستعان بربّه في تكميله وتتميمه واتقانه "

"Dan ayat yang mulia ini adalah pokok dalam muhasabah (introspeksi) seorang hamba terhadap dirinya,  dan sepatutnya untuk memeriksa dirinya. Jika ia mendapati dirinya terjatuh dalam ketergelinciran, ia pun memperbaiki dirinya dengan berlepas (dari dosa) dan taubat yang nashuh (yang murni), serta berpaling dari segala sebab yang mengantar kepadanya (dosa). Dan jika ia mendapati dirinya kurang dalam melakukan perintah dari perintah-perintah Allah, ia pun mengerahkan kemampuannya dan meminta pertolongan kepada Rabb-nya untuk menyempurnakannya."

3. Urgensi Menjaga Waktu

Di antara bahan muhasabah yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita memahami urgensi dari waktu. Kesempatan waktu untuk hidup di dunia ini hanya sekali,  selebihnya adalah negeri akhirat yang di sanalah kita mempertanggung jawabkan amalan kita. Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata:

" ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ  "

"Dunia telah beranjak pergi, sedangkan akhirat telah beranjak datang dan masing-masing memiliki anak-anak. Maka, jadilah anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah masa beramal, bukan masa berhitung, sedangkan esok adalah masa berhitung, bukan masa beramal.”

4. Maksiat Mengundang Bencana

Bila kita mencermati realita yang terjadi -terkhusus di negara kita-, maka akan terlihat bahwa hampir pada setiap akhir tahun, kita melihat banyak bencana yang melanda negeri kita. Dan di antara penyebabnya adalah banyaknya dosa.

Mungkin bagi sebagian orang menganggap bahwa munculnya bencana adalah karena gejala alam yang lumrah terjadi, tapi bagi orang yang beriman akan meyakini bahwa hal tersebut adalah karena perbuatan manusia sendiri. Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41)

5. Nasehat di Akhir Tahun

Sebagai seorang muslim, hendaknya kita senantiasa bertakwa kepada Allah Ta'ala. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

"Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan iringilah kejelekan dengan kebaikan, maka ia (kebaikan) akan menghapusnya(kejelekan). Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Merupakan bentuk ketakwaan seorang hamba terkhusus di akhir tahun, adalah tidak ikut-ikutan meramaikan maksiat, tidak halal bagi seorang muslim mengucapkan "Selamat Natal", serta tidak ikut dalam merayakan tahun baru yang merupakan produk orang-orang kafir.

Mudah-mudahan hal ini bisa menjadi renungan bagi kita, yang memotivasi agar memperbanyak amal saleh serta dorongan untuk segera bertaubat kepada-Nya.
Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita istiqamah di jalan-Nya, dan menjauhkan kita dari segala kejelekan yang nampak maupun yang tersembunyi. Aamin.

Wallahu a'lam.

Semoga Bermanfaat dan jangan lupa di Share.

Wassalam

No comments:

Post a Comment

Hukum Merayakan Ulang Tahun Dan Menerima Hadiahnya

Tanya jawab AQIDAH ISLAM tentang hukum merayakan ulang tahun dan menerima hadiahnya Soal : Apa hukum merayakan hari ulang tahun bagi anak-...