Friday, September 29, 2017

Menuntut Ilmu Agama Jalan Pintas Masuk Surga

Menuntut dan mengajarkan ilmu agama merupakan salahsatu jalan pintas  untuk sampai memasuki surga.

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga dengan ilmu tersebut." [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]

Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah amalan yang mulia dan dicintai Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga Allah 'azza wa jalla akan memudahkan orang yang mengamalkannya untuk masuk surga.

Oleh karena itu Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,

العلم لا يَعْدله شيء لمن صحت نيته قالوا: وكيف تصح النية يا أبا عبد الله؟ قال: ينوي رفع الجهل عن نفسه وعن غيره

“Menuntut lmu tidak dapat ditandingi oleh amalan sunnah apa pun bagi orang yang niatnya benar. Mereka bertanya; Bagaimana benarnya niat wahai Abu Abdillah? Beliau menjawab: Seorang yang menuntut ilmu itu meniatkan untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.” [Kitabul ‘Ilmi libnil ‘Utsaimin rahimahullah, hal. 22]

Sebagian ulama berkata,

العلم صلاة السر وعبادة القلب

“Ilmu adalah sholat yang tersembunyi dan ibadah hati.” [Hilyah Thalibil ‘Ilmi (dicetak bersama Al-Majmu’ah Al-‘Ilmiah), hal. 141]

Maka hendaklah yang diperhatikan pertama sekali oleh seorang Penuntut ilmu adalah keikhlasan niat, semata-mata karena Allah 'azza wa jalla. Apabila rusak niatnya maka amalan yang agung ini berubah menjadi bencana baginya.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِىَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ

“Barangsiapa menuntut ilmu untuk menandingi para ulama, atau mendebat orang-orang bodoh, atau memalingkan pandangan-pandangan manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke neraka.” [HR. At-Tirmidzi dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu’anhu, Shahih At-Targhib: 106]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya diharapkan dengannya wajah Allah ‘azza wa jalla, tetapi ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan sedikit dari kenikmatan dunia maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.” [HR. Ahmad, Abu daud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shahih Ath-Targhib: 105]

Mari sebarkan,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan.” [HR. Muslim, 3509]

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Google+ yang Anda miliki. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.

Keutamaan Ilmu Atas Harta

Keutamaan Ilmu atas Harta bagi seseorang

Al-Imam ibnul-Qayyim rahimahullah menjelaskan tentang keutamaan ilmu atas harta dari 40 sisi. Dan di antara yang beliau sebutkan:

1. Ilmu adalah warisan para Nabi sedangkan harta adalah warisan para Raja dan orang kaya.

2. Ilmu menjaga pemiliknya sedangkan pemilik harta menjaga hartanya.

3. Harta didapatkan oleh orang beriman dan kafir, orang baik dan jelek, sedangkan ilmu yang bermanfaat tidak didapatkan kecuali orang beriman.

4. Orang yang berilmu dibutuhkan oleh para Raja dan orang-orang di bawahnya, sedangkan pemilik harta hanya dibutuhkan oleh orang miskin dan membutuhkan.

5. Pemilik harta jika meninggal maka hartanya meninggalkannya, sedangkan ilmu masuk bersama pemiliknya ke dalam kuburnya.
(Miftah Dãris-Sa'ãdah:1/418-435, lihat Raf'ul-Ilmi:16)

Sungguh indah apa yang dikatakan oleh Amirul-Mu'minin Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu anhu:

اﻟﻌﻠﻢ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻤﺎﻝ، اﻟﻌﻠﻢ يحرسك ﻭﺃﻥ ﺗﺤﺮﺱ اﻟﻤﺎﻝ، اﻟﻌﻠﻢ ﻳﺰﻛﻮ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﻤﻞ ﻭاﻟﻤﺎﻝ ﺗﻨﻘﺼﻪ اﻟﻨﻔﻘﺔ.

Ilmu itu lebih baik dari harta, ilmu menjagamu sedangkan engkau menjaga harta. Ilmu itu mengembangkan amal, sedangkan harta berkurang karena nafkah.
(Hilyatul-Auliyã':1 /79)

Dan berkata seorang penyair:

رضينا قسمة الجبار فينا
     لنا علم وللجهال مال

فعز المال يفنى عن قريب
     وعز العلم باق لا يزال

Kami ridha dengan pembagian Al-Jabbar pada kami,
Bagian kami adalah ilmu dan bagian orang jahil adalah harta.

Kemuliaan harta dalam waktu dekat akan sirna,
Sedangkan kemuliaan ilmu senantiasa abadi.
(Raf'ul-Ilmi:17)

Bergembiralah wahai para pemburu ilmu atas kemuliaan yang senantiasa bersamamu.!

وبالله التوفيق.

Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Semoga bermanfaat.

Keutamaan Bagi Orang Yang Bisa Menahan Amarah

TAHANLAH MARAHMU..., PILIHLAH BIDADARI YANG ENGKAU MAU
Saudaraku seiman,
Tentu tidak semua yang kita inginkan itu harus terwujud, dan kadang seseorang jika mendapati sesuatu tidak seperti yang ia inginkan maka muncul pada dirinya kemarahan dan tidak jarang melampiaskan kemarahan tersebut kepada yang lainnya yang dia anggap salah.

Tahanlah amarahmu kawan...

Karena itu adalah pintu dari pintu-pintu syaithan,

Dan raihlah keutamaan bagi orang-orang yang bisa menahan amarahnya.

Dari Mu'adz bin Anas radhiyallahu anhu:
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

« مـن كظـم غـيظا وهـو يسـتطيع أن ينفـذه ، دعـاه الله يـوم القيامـة عـلى رءوس الخـلائق ، حـتى يخـيره في أي الحـور شـاء »

Barangsiapa yang bisa menahan amarahnya dalam keadaan ia mampu untuk melampiaskannya maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat dihadapan seluruh makhluk, hingga ia disuruh memilih bidadari yang ia kehendaki. (Shahih At Tirmidzi (2021).

Berkata Asy Syeikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:

☜ الغيـظ : هـو الغـضب الشـديد ...

⊙ فـإذا اغـتاظ الإنسـان مـن شـخص وهـو قـادر علـى أن يفـتك بـه ، ولكـنه تـرك ذلـك ابتـغاء وجـه الله ، وصـبر علـى مـا حـصل لـه مـن أسـباب الغيـظ

❐ فـله هـذا الثـواب العـظيم ؛ أنـه يـدعى عـلى رؤوس الخـلائق يـوم القـيامة ؛ ويخـير مـن أي الحـور شـاء.

Al Ghoizh adalah kemarahan yang sangat.

Jika seseorang marah dengan seseorang dalam kondisi ia mampu untuk melampiaskannya, namun ia tinggalkan hal tersebut karena mengharap wajah Allah, dan bersabar terhadap perkara-perkara yang menjadi sebab munculnya kemarahan tsb,

Maka baginya pahala yang sangat besar, dan akan dipanggil pada hari kiamat dihadapan seluruh para makhluk, dan disuruh memilih bidadari yang ia kehendaki."

Syarhu Riyadhis Shalihin (1/274).

Oleh : Ust. Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy -hafidzahullah

Semoga bermanfaat.

Larangan Berbuat Dzalim Di Bulan Muharram

Larangan berbuat Dzalim kepada sesama makhluk Allah Ta'ala di bulan muharram.

Allah 'azza wa jalla berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُم ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan dalam kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya 4 bulan yang haram, itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu.” [At-Taubah: 36]

Ayat yang mulia ini menunjukkan kemuliaan bulan haram dan peringatan untuk tidak berbuat zalim di bulan-bulan ini dan anjuran memperbanyak amal shalih.

Apa saja yang termasuk bulan haram...?

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Tahun itu terdiri dari 12 bulan, diantaranya 4 bulan haram; tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhar, berada diantara Jumaada dan Sya’ban.” [Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah radhiyallahu’anhu]

Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa Muharram termasuk bulan haram. Dinamakan bulan haram karena dosa dan amal shalih di bulan-bulan ini dilipatgandakan.

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

وجعل الذنب فيهن أعظم، والعمل الصالح والأجر أعظم

“Dan Allah ta’ala menjadikan dosa di bulan-bulan itu lebih besar, demikian pula amal saleh dan pahala lebih agung.” [Tafsir Ibnu Katsir, 4/148]

Perbuatan zalim diharamkan di seluruh bulan, namun di bulan-bulan haram lebih diharamkan dan lebih besar dosanya.

Perbuatan zalim ada tiga macam:

1) Kezaliman terbesar, yang mencakup:
a. Semua bentuk kesyirikan.
b. Semua bentuk kekafiran.

2) Kezaliman seseorang terhadap dirinya, yang mencakup:

a. Semua perbuatan dosa.
b. Tidak memenuhi kebutuhan dirinya, seperti kebutuhan terhadap tidur, makan dan menikah. Wajib dipenuhi sesuai kebutuhannya. Tidak boleh dizalimi walau dengan alasan ibadah.

3. Kezaliman seseorang terhadap orang lain, yang mencakup:

a. Kezaliman terhadap darah, seperti melukai, membunuh dan memukul.
b. Kezaliman terhadap harta, seperti mencuri, menipu dan menunda-nunda pembayaran hutang padahal sudah mampu, apalagi yang tidak mau bayar sama sekali.
c. Kezaliman terhadap kehormatan, seperti menghina, mencaci dan mengghibah.

Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama blog kami ini.

Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Ketika Aku Ingin Mendekap Tubuhmu

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat. Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah SAW.

Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat-sahabatku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yang layak di sembah.....?"

Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak untuk disembah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Persaksikanlah Ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba-tiba bangun seorang lelaki yang bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sebelum masuk Islam, dia berkata:

"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tersebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama."

Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!?"

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dengan nada sedih, "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah"

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.
Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba-tiba Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:

"Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!."

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba-tiba berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah" .

Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah. Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dg menyakIiti kakek kami, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu cucu kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata:

"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah. Tanpa berlama-lama dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata:
"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu ber-lebih lebihan. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi jadinya,

Ukasyah berkata:
"Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu.

Seumur hidupku aku ber-cita cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.

Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dengan senyum berkata:
"Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Semoga dengan membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT....

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD, WA 'ALA AALI MUHAMMAD,

كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم

KAMAA SHALLAITA 'ALA IBRAHIM, WA 'ALA AALI IBRAHIM.

وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

*WABAARIK 'ALA  MUHAMMAD, WA 'ALA AALI MUHAMMAD.

كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد

KAMAA BAARAKTA 'ALA IBRAHIM, WA 'ALA AALI IBRAHIM, FIL 'ALAMIN INNAKA HAMIDUM MAJID.

Semoga bermanfaat

4 Istri Akan Mengantarkan Kamu Ke Surga

Yang pertama :
Ridhonya adalah Ridho Rabbul Alamin.

Yang kedua :
Menghormati dan  menghargainya salah satu wasiat Rasululloh ﷺ.

Yang ketiga :
Engkau sambung silaturrahmi dengannya mendatangkan keberkahan dalam hidupmu.

Yang keempat :
Mendidiknya dengan sabar adalah jalan ke surgamu.

أبو ريان الإندونيسي

Oleh : Ustadz Abu Abdillah Sahl hafizhahullah

Semoga Bermanfaat.

10 Kunci Agar Hati & Jiwa Tetap Tenang

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

10 KUNCI AGAR HATI & JIWA KITA TETAP TENANG
                       
1. TIDAK MEMBENCI
Jangan sekali-kali Terus2an memendam kebencian pada orang lain walaupun dia berbuat kesalahan kepada kita.

2. TIDAK MERENGUT
Jangan berkeluh kesah, sebaliknya perbanyaklah berdo'a kepada Sang Pencipta.

3. HIDUP SEDERHANA
Hidup sederhana walaupun punya kedudukan tinggi & harta melimpah.

4. BERPRASANGKA BAIK
Senantiasa berfikir positif meskipun kerap ditimpa musibah.

5. SELALU TERSENYUM
Senyumlah walaupun hati terluka.

6. SELALU MEMBERI
Gemar memberi sedekah walaupun lagi susah.

7. BERDO'A TANPA SEPENGETAHUAN MEREKA
Jangan terputus mendo'akan kebaikan untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya.

8. TIDAK DENGKI & IRI HATI
Jangan iri & dengki dengan kejayaan teman-teman anda, berdo'alah semoga anda juga berjaya seperti dia, jika anda dengki dengan meng-aib-kan dia.. ingatlah bahwa segala amal baik anda pasti hangus.. karena Allah tidak terima amal kebajikan orang yang hasad, iri dan dengki.

9. MUDAH MEMAAFKAN
Jangan merasa malas dan susah dalam memaafkan kesalahan orang lain, karena terdapat kemuliaan dan ketenangan di dalam memaafkan

10. HINDARI PERMUSUHAN
Jangan menganggap orang yang berbeda pendapat sebagai lawan, namun dia pun kawan anda.
Jadikanlah ini semuanya dalam persaudaraan yang baik penuh Kasih dan Damai........                                                           
Semoga Bermanfaat

Renungkanlah....! Hidup Itu Hanya Sesaat

Oleh : Ust. Backtiar Nasir

Kehidupan di dunia itu hanyalah sesaat....!

Pertandingan bola : 90 menit
Film serial : 60 menit
Film : 130 menit
Shalat : 5 menit

Neraka Jahannam : sepanjang hidup
Surga : sepanjang hidup

Mari kita renungi....
Whatsapp : 300 kawan
Kontak : 80 kawan
Kawan dikampung : 50 org
Kawan dimasa sulit : 1
Kawan di jenazahmu : keluargamu
Kawan di kubur : tidak ada (kau sendirian)

Jangan merasa aneh, inilah kehidupan.
Pada hakikatnya tak ada yang memberimu manfaat selain sholatmu

Jika kau mendapati debu di mushafmu ( Kitab Alqur'an )
Maka Tangisilah dirimu sendiri !

Barangsiapa yang tidak membaca Al-Quran selama 3 hari tanpa ada udzur maka ia dinamakan Hajir / seorang yang meninggalkan Al-Quran

Ulasan........
Aku tidak memaksamu untuk menyebar luaskan tulisan ini
Akan tetapi sebagai kepatuhan pada Firman Allah Ta'ala :
"Peringatkan lah karena peringatan akan memberikan manfaat pada kaum mukminin"

Alam yang aneh, Jenazah disusul dengan jenazah.
Kematian disusul dengan kematian berikutnya. Berita tentang kematian terus bermunculan ada yang mati karena kecelakaan ada karena sakit ada yang tiba-tiba mati tanpa diketahui sababnya. Semuanya meninggalkan dunia ini dan mereka semua akan dikuburkan dan itu pasti.

Hariku dan harimu pasti akan tiba. Persiapkanlah bekal untuk perjalanan yang tak dapat untuk kembali.

Wahai orang yang menunda Taubat dengan alasan karena masih muda.
Maaf, Kuburan bukanlah tempat untuk orang dewasa saja
( kuburan tempat manusia segala usia )

Sungguh Dunia itu hanya 3 hari :
1. Hari Kemarin : kita hidup disitu, dan tidak akan kembali lagi

2. Hari ini : kita jalani namun tak berlangsung lama

3. Besok : kita tidak akan tahu apa yg akan terjadi

Maka, saling memaafkan dan sedekahlah
Karena.....: Aku, Engkau dan Mereka akan pergi meninggalkan gemerlapnya dunia selamanya....

Ya Allah kami memohon pada Mu husnulkhatimah dan beruntung dengan mendapatkan surga dan selamat dari api neraka, Aamiin-Aamiin Ya Robbal 'Aalamiin

Saudara ku yang mulia, Barangsiapa yang hidup dalam suatu kebiasaan maka ia akan mati dengan kebiasaan itu.

Dan barangsiapa yang mati dalam suatu keadaan maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan tersebut

Jika kau sudah membaca tulisan ini kau sudah mendapatkan pahalanya, namun bila kau menyebarkannya dan orang lain mendapakan manfaat juga maka akan dilipat gandakan pahalamu InsyaAllah.

Selamat Merenung...!!!

Pembagian Dan Perbedaan Syirik

Dosa syirik terbagi menjadi dua: Syirik besar dan syirik kecil. Apa maknanya dan apa perbedaannya?

MAKNA SYIRIK BESAR DAN SYIRIK KECIL

1. Makna Syirik Besar

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

فأما الشرك الأكبر: فهو أن يجعل لله ندا يدعوه كما يدعو الله، أو يخافه أو يرجوه أو يحبه كحب الله، أو يصرف له نوعا من أنواع العبادة

“Syirik besar adalah orang yang mengadakan tandingan bagi Allah, sehingga ia berdoa kepada tandingan tersebut sebagaimana ia berdoa kepada Allah, atau ia takut, harap dan cinta kepadanya sebagaimana cintanya kepada Allah, atau ia mempersembahkan kepadanya satu bentuk ibadah.” [Al-Qoulus Sadid, hal. 31]

2. Makna Syirik Kecil

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

وأما الشرك الأصغر: فهو جميع الأقوال والأفعال التي يتوسل بها إلى الشرك، كالغلو في المخلوق الذي لا يبلغ رتبة العبادة، وكالحلف بغير الله ويسير الرياء ونحو ذلك

“Syirik kecil adalah semua bentuk perkataan maupun perbuatan yang bisa mengantarkan kepada syirik besar, seperti ghuluw (berlebih-lebihan) dalam mengagungkan makhluq yang tidak sampai beribadah kepadanya, bersumpah dengan nama selain Allah, riya’ yang ringan dan yang semisalnya.” [Al-Qoulus Sadid, hal. 32, lihat juga Al-Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah, 1/139]

PERBEDAAN ANTARA SYIRIK BESAR DAN SYIRIK KECIL

Perbedaan syirik besar dan syirik kecil penting untuk dipahami karena masing-masing dari kedua bentuk syirik ini memiliki hukum dan konsekuensi tersendiri. Untuk lebih jelasnya, inilah sejumlah perbedaan antara syirik besar dan syirik kecil:

Pertama : Syirik besar menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari Islam dan diberlakukan padanya hukum-hukum kepada orang yang murtad dari Islam. Sedangkan syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam dan tidak diberlakukan padanya hukum-hukum kepada orang yang murtad dari Islam.

Kedua : Pelaku syirik besar tidak akan mendapat ampunan Allah jika ia mati sebelum bertaubat. Adapun pelaku syirik kecil terdapat perbedaan pendapat para Ulama dalam masalah ini.

Pendapat pertama, pelaku syirik kecil di bawah kehendak Allah Ta’ala apakah diampuni atau tidak, berdasarkan dalil firman Allah Ta’ala,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [An-Nisa':  48, 116]

Pendapat kedua, pelaku syirik kecil tidak diampuni, berdasarkan dalil yang sama. Sebab ayat tersebut berlaku umum, mencakup syirik besar dan syirik kecil (lihat Al-Qoulul Mufid, 1/ 141)

Ketiga : Syirik besar menghapus semua amalan pelakunya, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” [Al-An’am: 88]

Juga firman Allah Ta’ala,

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ

“Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu.” [Az-Zumar: 65]

Sedangkan syirik kecil hanya menghapus amalan yang menyertainya, seperti jika seseorang berbuat riya’ dalam ibadahnya maka terhapuslah amalannya tersebut namun tidak menghapus amalannya yang telah ia kerjakan dengan ikhlas.

Keempat : Syirik besar menyebabkan pelakunya kekal di neraka, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” [Al-Maidah: 72]

Sedangkan syirik kecil tidak sampai mengekalkan pelakunya di neraka.

Semoga Bermanfaat.

Tuesday, September 26, 2017

Pernahkah Anda Kesepian...?

Sobat..! Pernahkah anda merasakan kesepian? Tinggal seorang diri di suatu tempat tanpa seorang manusiapun yang menemanimu?

Sunyi dan sepi, akibatnya anda bosan, atau mungkin juga merasa aman dari pengawasan.

Namun sadarkah anda, atau lupakah anda bahwa sejatinya anda tidak sendiri, karena di sisi anda ada Malaikat yang setia menemani. Mengawasi dan mencatat setiap amalan anda.

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tidaklah dia mengucapkan satu ucapan melainkan di sisinya ada malaikat yang senantiasa mengawasi dan menghitung. ( Qaaf 16)

Sekecil apapun amalan anda, pastilah anda mendapatkan balasannya. Amal kebaikan dibalas dengan kebaikan dan amal dosa dibalas dengan siksa yang setimpal.

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Maka barang siapa mengerjakan amal kebaikan walau sebesar biji sawi, pastilah ia mendapatkan imbalannya.

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Dan demikian pula orang yang mengerjakan kejelekan walau sebesar biji sawi pasti pula ia mendapatkan balasannya.( Az Zalzalah 7-8)

Sobat!bila demikian, Adakah tempat yang benar-benar sunyi dan bebas dari pengawasan Allah?

Oleh : Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri

Semoga bermanfaat.

Beruntungnya Generasi Yang Terasing

Beruntunglah orang orang yang termasuk dalam generasi Al Ghuroba ( generasi yang terasing ).

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء

“Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali terasing sebagaimana ia bermula, maka beruntunglah al-ghuroba’ (orang-orang yang dianggap asing karena mengamalkan Islam).” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

السبب في كون القرن الأول خير القرون انهم كانوا غرباء في ايمانهم لكثرة الكفار حينئذ وصبرهم على اذاهم وتمسكهم بدينهم قال فكذلك اواخرهم إذا اقاموا الدين وتمسكوا به وصبروا على الطاعة حين ظهور المعاصي والفتن كانوا أيضا عند ذلك غرباء وزكت أعمالهم في ذلك الزمان كما زكت أعمال

“Sebab yang menjadikan generasi pertama (para sahabat) sebagai generasi terbaik adalah karena mereka ghuroba’ (orang-orang yang terasing) dalam keimanan mereka disebabkan banyaknya orang-orang kafir ketika itu, dan karena kesabaran mereka atas penderitaan yang mereka hadapi serta berpegang teguhnya mereka dengan agama.

Demikianlah generasi akhir mereka (umat Islam yang meneladani para sahabat di akhir zaman), apabila mereka menegakkan agama, berpegang teguh dengannya dan bersabar dalam ketaatan kepada Allah ketika kemaksiatan dan berbagai macam cobaan semakin merajalela, maka mereka juga termasuk ghuroba’ dan amalan mereka berlipat ganda di masa tersebut sebagaimana amalan generasi pertama juga berlipat ganda.” [Fathul Bari, 7/9]

Dan kunci utama untuk istiqomah dalam keterasingan yang indah ini adalah mendalami ilmu agama, kemudian berusaha mengamalkannya dan mendakwahkannya.

Semoga bermanfaat, mohon ta'awun menyebarkan dakwah tauhid dan sunnah.
Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Peringatan Dari Kemungkaran Di Bulan Muharram

1. Perayaan Tahun Baru Islam

Hari ‘ied atau hari perayaan, adalah hari yang selalu dirayakan berulang-ulang. Di dalam syari’at telah ditetapkan dua hari raya, yaitu ‘iedul fithri dan ‘iedul adha, ditambah dengan hari Jum’at. Maka barangsiapa menambah hari raya selain yang telah ditetapkan syari’at, berarti ia telah berbuat bid’ah, menambah-nambah dalam agama.

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang para sahabat untuk merayakan hari raya selain ‘iedul fitri dan ‘iedul adha.

Sahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mendatangi kota Madinah, para sahabat memiliki dua hari raya yang padanya mereka bersenang-senang. Maka beliau bersabda: Dua hari apa ini? Mereka menjawab: Dua hari yang sudah biasa kami bersenang-senang padanya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu ‘iedul adha dan ‘iedul fitri.” [HR. Abu Daud, Shahih Abi Daud: 1039]

Dan yang pertama mengadakan bid’ah perayaan tahun baru hijriah adalah dinasti Syi’ah Fathimiah, mencontoh dari kebiasaan orang-orang Yahudi yang biasa merayakan tahun baru mereka (Lihat Al-Bida’ Al-Hauliyah, hal. 393)

Maka semua bentuk perayaan apapun, seperti peringatan hijrahnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, isra’ mi’raj, maulid, hari kemerdekaan, hari kasih sayang, hari ibu, hari bapak dan lain-lain termasuk kategori bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat.

Di sisi lain, perayaan-perayaan tersebut adalah bentuk tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir, ditambah lagi dengan kemungkaran-kemungkaran lain yang tidak jarang terjadi dalam perayaan tersebut, seperti:

Dzikir-dzikir dan do’a-do’a yang diada-adakan tanpa ada contohnya dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Ikhtilat (campur baur) antara pria dan wanita.

Lagu, nyanyian dan musik.

Berdzikir dan bershalawat sambil teriak-teriak bahkan diiringi musik.

Pemborosan harta dengan melakukan pawai obor, membakar petasan dan lain-lain.

2. Peringatan Hari Kesedihan dan Ratapan Syi’ah pada Hari Asyuro (10 Muharram)

Pada hari Asyuro (10 Muharram) kelompok sesat Syi’ah memiliki bid’ah tersendiri, yaitu perayaan hari kesedihan dan ratapan terhadap kematian Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhuma di Karbala, Iraq yang dibunuh oleh sebagian pendukung Yazid bin Mu’awiyah tanpa persetujuan beliau.

Padahal kaum Syi’ahlah sesungguhnya yang menyebabkan kematian beliau, karena kedatangan Al-Husain radhiyallahu’anhu ke Karbala setelah menerima surat-surat undangan dari penduduk Iraq agar beliau mendatangi mereka yang menyatakan sebagai pendukung-pendukung beliau, kenyataannya ketika beliau dan rombongannya diserang oleh pasukan pendukung Yazid bin Mu’awiyah, orang-orang Syi’ah malah lari, tidak ada satu pun yang berani menolong Al-Husain radhiyallahu’anhu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وصار الشيطان بسبب قتل الحسين رضي الله عنه يحدث للناس بدعتين بدعة الحزن والنوح يوم عاشوراء

“Dengan sebab terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu’anhu, maka setan memunculkan dua bid’ah bagi manusia, yaitu bid’ah bersedih dan meratap pada hari ‘asyuro (10 Muharram)” [Minhajus Sunnah, 2/332]

Padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أَرْبَعٌ فِى أُمَّتِى مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِى الأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِى الأَنْسَابِ وَالاِسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ

“Empat perkara pada umatku yang termasuk perkara Jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan, berbangga dengan keturunan, mencaci nasab, menisbatkan hujan kepada bintang dan meratapi mayit.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

“Seorang wanita yang meratapi mayit jika tidak bertaubat sebelum mati maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai pakaian dari ter dan baju tameng dari kudis.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُود وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Bukan bagian dari kami, orang yang menampar-nampar wajah, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan jahiliyah (ketika ditimpa musibah).” [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]

Sahabat yang Mulia Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu berkata,

إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَرِئَ مِنَ الصَّالِقَة وَالْحَالِقَةِ وَالشَّاقَّةِ

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berlepas diri dari wanita yang meraung-raung, memotong rambut dan mencabik-cabik pakaian (ketika ditimpa musibah).” [HR. Muslim]

3. Perayaan Hari Kebahagiaan Nashibah (Pembenci Ahlul Bait)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وكذلك بدعة السرور والفرح وكانت الكوفة بها قوم من الشيعة المنتصرين للحسين وكان رأسهم المختار بن أبي عبيد الكذاب وقوم من الناصبة المبغضين لعلي رضي الله عنه وأولاده ومنهم الحجاج بن يوسف الثقفي وقد ثبت في الصحيح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال سيكون في ثقيف كذاب ومبير فكان ذلك الشيعي هو الكذاب وهذا الناصبي هو المبير فأحدث أولئك الحزن وأحدث هؤلاء السرور

“Demikian pula bid’ah bergembira dan berbahagia (di bulan Muharram). Dahulu di Kufah terdapat satu kaum dari kalangan Syi’ah pembela Al-Husain, pemimpin mereka adalah Al-Mukhtar bin Abi ‘Ubaid Al-Kadzdzab (pendusta) dan satu kaum dari kalangan Nashibah pembenci ‘Ali radhiyallahyu’anhu dan anak-anak beliau, diantara pembenci tersebut adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqofi, dan telah tsabit dalam Ash-Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Akan muncul pada bani Tsaqif seorang pendusta dan seorang pembinasa.” Maka orang Syi’ah (Al-Mukhtar) dialah si pendusta dan orang Nashibah (Al-Hajjaj) dialah si pembinasa, maka orang-orang Syi’ah memunculkan bid’ah bersedih (di hari ‘Asyuro), sebaliknya orang-orang Nashibah memunculkan bid’ah berbahagia (di hari ‘Asyuro).” [Minhajus Sunnah, 4/332-333]

4. Merasa Sial di Bulan Muharram

Sebagian orang menganggap bulan Muharram atau bulan Suro adalah bulan keramat yang dapat membawa kesialan, sehingga tidak boleh mengadakan pernikahan atau hajatan di bulan ini.

Anggapan sial seperti ini adalah kesyirikan kepada Allah ta’ala yang dapat menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari Islam, sebab menganggap sial sesuatu dan meyakini bahwa sesuatu itu dapat menimpakan bahaya kepadanya selain Allah ta’ala adalah syirik besar.

Adapun menganggap sial sesuatu dan meyakini sesuatu itu hanyalah sebab dan Allah yang menimpakan bahaya adalah syirik kecil, karena Allah ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab yang bisa mendatangkan bahaya, maka seakan-akan ia bersekutu bersama Allah ta’ala dalam menentukan sesuatu itu sebagai sebab yang bisa mendatangkan bahaya.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَة مِنْ حَاجَته ، فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa yang dihalangi oleh perasaan sial untuk melakukan hajatnya maka ia telah berbuat syirik.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jaami’: 6264]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

الطِّيَرَةُ شِرْكالطِّيَرَةُ شِرْك وَمَا مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ

“Takut sial itu syirik, takut sial itu syirik, dan tidaklah dari kita kecuali merasa takut sial, akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakkal.” [HR. Abu Daud dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 3098]

5. Ngalap Berkah dari Kotoran Kerbau Bule dan Benda-benda yang Dianggap Keramat

Ngalap berkah dari sesuatu yang tidak ada dalil yang menunjukkan keberkahannya termasuk syirik, bid’ah dan kebodohan yang nyata.

Sahabat yang Mulia Al-Harits bin ‘Auf Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallahu’anhu berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا خَرَجَ إِلَى حُنَيْنٍ مَرَّ بِشَجَرَةٍ لِلْمُشْرِكِينَ يُقَالُ لَهَا : ذَاتُ أَنْوَاط يُعَلِّقُونَ عَلَيْهَا أَسْلِحَتَهُمْ ، فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ ، اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاط كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاط ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سُبْحَانَ اللهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى {اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ} وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُم

“Bahwa ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berangkat menuju perang Hunain, beliau melewati sebuah pohon yang dijadikan tempat menggantungkan senjata-senjata oleh kaum musyrikin (untuk meminta berkah dari pohon tersebut). Pohon tersebut dinamakan dzatu amwath, maka kaum muslimin pun berkata, “Wahai Rasulullah, buatkanlah untuk kami dzatu amwath sebagaimana milik mereka”. Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Subhanallah, perkataan kalian sama dengan perkataan kaumnya Musa, “Buatkanlah kami sesembahan sebagaimana sesembahan-sesembahan mereka”, demi (Allah) yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan kaum sebelum kalian”.” [HR. At-Tirmidzi, Al-Misykah: 5408]

6. Upacara Sesajen

Upacara sesajen termasuk bid’ah, bahkan padanya terdapat beberapa bentuk kesyirikan, diantaranya:

Pertama: Meyakini setan-setan seperti 'ratu' pantai Selatan dan 'kiai' sapu jagad di gunung Merapi dapat memberikan keamanan atau melindungi dari bahaya adalah syirik besar yang menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari Islam.

Kedua: Mendekatkan diri kepada setan-setan tersebut dengan memuliakannya dan mempersembahkan berbagai macam bentuk upacara dan sesajen, ini adalah syirik besar.

Ketiga: Menyembelih untuk selain Allah ta’ala, ini juga syirik besar, karena menyembelih itu ibadah, tidak boleh dipersembahkan untuk selain Allah ta’ala.

Keempat: Harap dan tawakkal kepada setan-setan tersebut agar dianugerahkan kebaikan atau dilindungi dari bahaya, ini adalah syirik besar yang menyebabkan murtad.

Kelima: Takut kepada setan-setan tersebut karena meyakini bahwa mereka dapat menimpakan bahaya tanpa izin Allah 'azza wa jalla, ini adalah syirik besar yang menyebabkan murtad.

7. Mengkhususkan hari untuk saling memaafkan dan menganggapnya sebagai ajaran agama, ini termasuk bid’ah karena tidak ada dalil yang mengkhususkannya.

8. Mengkhususkan hari untuk ibadah dan doa tertentu di awal dan akhir tahun hijriah, ini juga termasuk bid’ah karena tidak ada dalil yang mengkhususkannya dan menunjukkannya.

9. Ucapan selamat tahun baru hijriah, ini tidak disyari’atkan, walau asalnya mubah namun dapat menjadi bid’ah jika dianggap sebagai bagian dari syari’at, karena tidak ada dalil syari’atnya (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 1/454/20795).

10. Keyakinan Bahwa Amalan Diangkat di Akhir Tahun dan Beramal Shalih dengan Maksud untuk Penutupan Tahun

Tidak ada satu dalil shahih pun yang menunjukkan akhir atau awal tahun hijriah adalah waktu pengangkatan amal shalih.

Tidak pula ada dalil yang menunjukkan adanya amalan khusus untuk penutupan tahun, maka hal itu termasuk bid’ah, terlebih penggunaan awal dan akhir tahun hijriah ini baru dimulai di masa khilafah ‘Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, bukan di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

عمل العام يرفع في شعبان كما أخبر به الصادق المصدوق أنه شهر ترفع فيه الأعمال فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم ويعرض عمل الأسبوع يوم الاثنين والخميس كما ثبت ذلك في صحيح مسلم وعمل اليوم يرفع في آخره قبل الليل وعمل الليل في آخره قبل النهار

“Amalan setahun diangkat di bulan Sya’ban sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, orang yang benar lagi dibenarkan, bahwa Sya’ban adalah bulan diangkat padanya amalan-amalan maka aku ingin ketika diangkat amalanku dan aku sedang berpuasa. Dan diperhadapkan amalan sepekan pada hari Senin dan Kamis sebagaimana telah tsabit dalam Shahih Muslim, dan amalan sehari diangkat pada akhir hari sebelum malam, dan amalan semalam diangkat pada akhir malam sebelum siang (sebagaimana dalam hadits Abu Musa riwayat Al-Bukhari).” [Haasyiyatu Ibnil Qoyyim ‘ala Sunan Abi Daud, 12/313 dan Thariqul Hijratain wa Baabus Sa’adatain, hal. 133]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Semoga bermanfaat.

Dahulukanlah Akhiratmu Diatas Kepentingan Dunia

Bismillah. Ustadz. Kadang mendengar perkataan "kita harus adil antara dunia dan akhirat".

Pertanyaan :

Apakah cukup dengan menunaikan rukun rukun islam kemudian sisanya untuk dunia, atau Bagaimana penerapan sebenarnya tentang konsep "adil antara dunia dan akhirat", sehingga manusia benar benar mendapatkan fiddunya hasanah dan akhiroti hasanah..?

Jawab:

Tidak ada dalam islam adil atau seimbang antara akhirat dan dunia. Yang ada adalah mendahulukun akhirat atau mendahulukan dunia. Yang diperintahkan dalam islam adalah mendahulukan akhirat atas dunia.

Allah berfirman:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Carilah negeri akhirat pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia“. (QS. Al-Qoshas: 77).

Dalam ayat ini jelas sekali bahwa kita harusnya mementingkan akhirat, bukan seimbang dengan dunia apalagi mendahulukan dunia. Bahkan dunia yang kita cari seharusnya menjadi ladang untuk meraih akhirat.

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat di atas:

استعمل ما وهبك الله من هذا المال الجزيل والنعمة الطائلة، في طاعة ربك والتقرب إليه بأنواع القربات التي يحصل لك بها الثواب في الدار الآخرة

“Gunakanlah apa yang telah Allah anugerahkan untukmu dari harta dan nikmat yang besar untuk taat kepada Rabbmu dan kedekatan pada Allah dengan berbagai macam ketaatan yang dengannya engkau dapat menggapai pahala di kehidupan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Beliau rahimahullah berkata:

وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا أي: مما أباح الله فيها من المآكل والمشارب والملابس والمساكن والمناكح، فإن لربك عليك حقًّا، ولنفسك عليك حقًّا، ولأهلك عليك حقًّا، ولزورك عليك حقا، فآت كل ذي حق حقه.

“Janganlah engkau lupakan bagianmu dari dunia" yaitu: dari apa yang Allah bolehkan berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan menikah. Rabbmu masih memiliki hak darimu, dirimu juga memiliki hak, keluargamu juga memiliki hak, dan Istrimu pun memiliki hak. Maka tunaikanlah hak setiap yang memiliki hak.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Dan Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku“. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Dalam ayat ini jelas bahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa mencari dunia hakikatnya adalah untuk meraih akhirat. Dengan ini maka kehidupan seorang diwarnai dengan ibadah kepada Allah, sehingga dia meraih kebaikan di dunia dan akhirat.

وبالله التوفيق.

Oleh : Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Semoga bermanfaat.

Berhiaslah Dengan Kejujuran

Untaian nasehat bagi muslimah

Saudariku muslimah, sesungguhnya di antara yang membuat seorang wanita tetap anggun dan indah adalah ia menjadikan kejujuran sebagai perhiasan pada dirinya, sehingga menambah pesona dirinya sebagai perhiasan dunia.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا

Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Sesungguhnya  seseorang senantiasa jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang selalu berlaku jujur (di sisi Allah).
(HR.Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu)

Berkata Al-Imam Ibnu Hubairah rahimahullah:

ﻭاﻟﺼﺪﻳﻖ ﻫﻮ اﻟﺼﺎﺩﻕ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻟﻪ ﻭﻓﻲ ﺣﺎﻟﻪ ﻓﻤﻘﺎﻟﻪ ﻳﺼﺪﻕ ﺣﺎﻟﻪ، ﻭﺣﺎﻟﻪ ﻳﺼﺪﻕ ﻣﻘﺎﻟﻪ.

Shiddiq (orang yang selalu jujur) adalah orang yang jujur pada ucapannya dan perbuatannya, ucapannya membenarkan perbuatannya dan perbuatannya membenarkan ucapannya.
(Al-Ifshãh:2/77).

Barangsiapa selalu berlaku jujur maka dia akan meraih derajat para abrar dan menggapai ridha Allah Al-Ghaffar dan SurgaNya.

Berkata Al-Imam Al-Khatthãbi rahimahullah:

ﻫﺬا ﺗﺄﻭﻳﻞ ﻗﻮﻟﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ:

(Hadits di atas) adalah tafsir firman Allah subhãnah:

{إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (13) وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ (14)}

Sesungguhnya para Abrãr (orang yang banyak berbuat kebaikan) berada dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan sesungguhnya orang-orang yang banyak melakukan dosa berada dalam neraka. (QS.Al-Infithãr:13-14)
(Ma'ãlimus-Sunan:4 /133).

Berkata Al-Imam Abul-Abbas Al-Qurtubi rahimahullah:

ﺣﻖ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻓﻬﻢ ﻋﻦ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻼﺯﻡ اﻟﺼﺪﻕ ﻓﻲ اﻷﻗﻮاﻝ، ﻭاﻹﺧﻼﺹ ﻓﻲ اﻷﻋﻤﺎﻝ، ﻭاﻟﺼﻔﺎء ﻓﻲ اﻷﺣﻮاﻝ، ﻓﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻛﺬﻟﻚ ﻟﺤﻖ ﺑﺎﻷﺑﺮاﺭ، ﻭﻭﺻﻞ ﺇﻟﻰ ﺭﺿﺎ اﻟﻐﻔﺎﺭ.

Wajib atas setiap orang yang paham tentang Allah untuk selalu melazimi kejujuran pada ucapannya, ikhlas pada amalnya, dan kesucian pada keadaaan dirinya. Barangsiapa yang demikian maka dia mendapatkan (derajat) para Abrar dan mencapai ridha Al-Ghaffar.
(Al-Mufhim:21/124).

Berlaku jujurlah di manapun engkau berada, karena orang jujur dibutuhkan semua orang. Bahkan orang terjahat di dunia sekalipun, membutuhkan orang-orang yang jujur untuk menjaga dan menutupi rahasia kejahatannya. Maka tidakkah engkau selalu berlaku jujur padahal engkau berada di atas ketaatan dan kebenaran.??

وبالله التوفيق.

Oleh : Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Semoga bermanfaat.

Monday, September 25, 2017

Apakah Ada Anjuran Puasa Di Awal Tahun...?

Pertanyaan :

Assalamu'alaikum.
Mohon maaf mau tanya? Apakah ada anjuran puasa khusus di awal atau diakhir tahun ustadz...? Terimakasih

Jawab :

Wa'alaikumsalam wa rahmatullah.

Puasa khusus akhir tahun dan awal tahun tidak ada sunnahnya.

Telah datang dari hadits Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ﻣﻦ ﺻﺎﻡ ﺁﺧﺮ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺫﻯ اﻟﺤﺠﺔ ﻭﺃﻭﻝ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ اﻟﻤﺤﺮﻡ ﻓﻘﺪ ﺧﺘﻢ اﻟﺴﻨﺔ اﻟﻤﺎﺿﻴﺔ ﻭاﻓﺘﺘﺢ اﻟﺴﻨﺔ اﻟﻤﺴﺘﻘﺒﻠﺔ ﺑﺼﻮﻡ ﺟﻌﻞ اﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻛﻔﺎﺭﺓ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﺳﻨﺔ

Barangsiapa puasa di akhir bulan dzulhijjah dan awal bulan muharram maka sungguh dia telah menutup tahun yang lalu dan membuka tahun yang baru dengan puasa yang Allah menjadikannya sebab penghapus (dosa) 50 tahun.

Hadits ini adalah hadits yang palsu. (Al-Maudhu'ãt Ibnul Jauzi:2/199)

Akan tetapi, jika akhir tahunnya bertepatan dengan hari senin atau kamis yang mana seorang biasanya berpuasa pada hari itu maka silahkan dia berpuasa.

Begitu juga di awal tahun yaitu Satu Muharram, jika dia maksudkan adalah puasa mutlak di bulan muharram maka boleh, sebagaimana hadits:

وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ

Dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadlan adalah puasa di bulan Muharram.
(HR.Muslim).

Dan jika dimaksudkan puasa khusus tahun baru maka tidak boleh.

وبالله التوفيق.

Oleh : Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman.

==============

Sebarkan artikel ini untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan mudah mudahan bermanfaat.

Beginilah Persaudaraan Yang Benar

Suatu hari Umar Bin Khattab Alfaruq mengadu kepada Rasulullah SAW akan sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq yang mengganggu pikirannya....

Umar berkata:
"Wahai Rasulullah, ijinkan aku mengungkapkan keresahan hatiku akan apa yang telah Abu Bakar lakukan terhadap diriku...."

Dengan lembut Rasulullah menjawab :
"Damaikan hatimu sahabatku, lalu teruskan maksud hatimu"

Setelah tenang, Umar kembali berkata:
"Suatu waktu, Abu Bakar bertemu denganku, akan tetapi dia tidak langsung memberi salam kepadaku, dia menunggu aku agar aku yang terlebih dahulu mengucapkan salam kepadanya. Aku tidak tahu apa salahku padanya...."

Rasulullah SAW tidak ingin masalah ini mengganggu persahabatan diantara kedua sahabat yang sangat dicintainya ini....

Maka Rasulullah pun meminta Abu Bakar dihadapkan bersama agar dapat menjelaskan perihal yang sebenarnya....

Dan ketika Abu bakar hadir ditempat, maka Rasulullah pun bertanya kepada Abu Bakar akan prasangka kerenggangannya dengan Umar.....

Maka Abu Bakar pun menjawab dengan jawaban santun penuh kasih sayang yang membuat tangis seisi ruangan....

Katanya:
"Wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Engkau bersabda:
"Bahwasanya orang yg lebih dahulu mengucapkan salam kepada saudaranya,  maka Allah akan membangunkan untuknya satu istana di dalam syurga..."

Maka aku ingin istana tersebut menjadi miliknya Umar Bin Khattab sahabatku tercinta...."

Maka Umar pun menangis mendengar jawabannya dan memeluk erat sahabat mulianya itu.....

Yaa Allah berikanlah kepada kami sahabat seperti mereka Wahai Dzat Yang Maha Mulia....

Al-Hasan al-Bashri:
"Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki Syafa’at pada hari kiamat nanti....."

Abul Hasan as-Sadzili:
"Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah...."

Semoga kita bisa menjadi sahabat yang Saling Asih, Saling Asah dan Saling Asuh.....

Aamiin.....

Apakah Ada Amalan Khusus Ketika Sedang Hamil...???

Bismillah... Amalan dan doa apa yg bisa kita lakukan terhadap anak yg masih dlm kandungan sesuai syariat Islam?

Jawab:
Tidak ada amalan khusus dan doa khusus ketika mengandung. Akan tetapi, seorang itu dianjurkan untuk berdoa meminta kepada Allah agar diberi anak yang shaleh dan shalehah.

Allah Ta'ala berfirman tentang Nabi Zakariya:

{هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ}

Di sanalah Zakariya berdoa kepada Rabbnya seraya berkata: "Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".
(QS.Ali Imran:38)

Dan juga menjaga dzikir sebelum berjima dengan istri.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرُّهُ

"Jika seseorang dari kalian (hendak) mendatangi istrinya (untuk berjima') kemudian membaca do'a; Allahumma jannibnasy-syaithãn wa jannibisy-syaithãna maa razaqtanaa" (Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah pula dari anak yang kelak Engkau karuniakan kepada kami), kemudian bila keduanya dikaruniai anak maka setan tidak akan dapat membahayakan anak itu". (HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Berkata Al-Qhadi Al-Husain rahimahullah:

ﻓﻜﺎﻥ ﻳﺮﺟﻰ ﺇﻥ ﺣﻤﻠﺖ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻭﻟﺪا ﺻﺎﻟﺤﺎ.

Maka diharapkan jika ia mengandung, anaknya menjadi anak yang shaleh.
(Al-Badru At-Tamãm:7/231)

وبالله التوفيق.

Oleh : Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
��Darul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Hukum Merayakan Ulang Tahun Dan Menerima Hadiahnya

Tanya jawab AQIDAH ISLAM tentang hukum merayakan ulang tahun dan menerima hadiahnya Soal : Apa hukum merayakan hari ulang tahun bagi anak-...