Monday, July 31, 2017

Membela Kebenaran Bagai Menggenggam Bara Api

Zaman kita....!!

Akan ada zaman ketika melaksanakan tuntunan menjadi tontonan. Akan ada masa tatkala menunaikan keta’atan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dianggap sebagai keanehan. Akan ada saat manakala bersungguh-sungguh dalam memenuhi kewajiban agama dipandang sebagai perilaku berlebihan dan bahkan melampaui batas. Akan datang suatu masa saat berpegang teguh kepada dienul Islam ini dianggap ketidakwarasan. Mereka asing di mata manusia, dan manusia pun mengasingkannya. Tetapi mereka adalah sebaik-baik manusia......

Teringatlah kita kepada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing” [HR. Muslim no. 145].

Jika telah tiba masanya, yang bersungguh-sungguh melaksanakan agama ini dianggap aneh. Amalan mereka tampak asing. Mereka melaksanakan amal shalih dan ‘ibadah berdasarkan tuntunan shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi manusia mengingkari. Orang-orang yang dianggap asing dan terasingkan itu sesungguhnya justru orang yang shalih di tengah-tengah kerusakan yang menimpa ummat. Tapi sebagian besar manusia mengingkari. Hanya sedikit sekali manusia yang mendengar kata-katanya dan mengikuti apa yang dinasehatkannya.

Inilah masa ketika petunjuk yang terang dari nash (Al-Qur’an dan Sunnah) diabaikan. Nash diambil bukan untuk dalil, tapi untuk pembenaran. Inilah masa ketika orang banyak yang beramal berdasarkan perkataan-perkataan orang yang pandai bicara, meski nyata bertentangan dengan nash. Inilah masa ketika berpegang teguh pada sunnah justru dianggap meninggalkan sunnah. Mereka dicerca dan tersisih.

Kebenaran Bagai Bara Api.

Berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” [HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan].

Itulah gambaran orang yang konsekuen dengan ajaran Islam saat ini, yang ingin terus menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu sulitnya dan begitu beratnya. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Sampai-sampai ada yang nyawanya dan keluarganya terancam. Demikianlah resikonya. Namun nantikan balasannya di sisi Allah yang luar biasa andai mau bersabar.

Ingatlah janji Allah,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” [QS. Az Zumar: 10]

Semoga ada yang dapat kita renungi dan Semoga kita belajar memuliakan agama ini...

Cara Membersihkan Jiwa

Lima cara terbaik untuk membersihkan jiwa

Pada dasarnya manusia lahir dalam keadaan suci, namun mengalami kekotoran dengan dosa, maka beruntung sekali bila manusia membersihkan kembali jiwanya dari dosa itu.
Allah SWT,  berfirman dalam suarat asy-Syams, ayat 8-10 yang artinya :

Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya

Didalam al-Qur'an,  paling tidak disebutkan 5(lima) kiat yang harus kita lakukan untuk membersihkan jiwa kita, diantaranya adalah  :

1. MENUNAIKAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

Zakat, infak dan sedekah, membuat jiwa kita bersih, dari sifat tercela, dalam kaitan dengan harta, seperti kikir, terlalu cinta harta, dan lain-lain,  sebagaimana firman Allah swt, yang artinya :

"Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,   dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui".
(at-Taubah : 103).

2. TAKUT KEPADA ALLAH

Kekotoran jiwa merupakan akibat dari kemaksiatan, bila takut kepada Allah seseorang tidak melakukannya sehingga jiwanya menjadi bersih, bukanlah takut yang sebenarnya,  sebagaimana firman Allah dalam surat Faathir : 18 yang artinya :
"Sesungguhnya yang  dapat engkau beri peringatan, hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya, (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan shalat. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali".

3. MENDIRIKAN SHALAT

Shalat bisa mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar,  karena itu dengan shalat, akan terjaga kesucian pribadi seorang muslim, seperti di firmankan Allah dalam surat al-Ankabuut ayat 45, yang artinya :

...dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.

4.BERGAUL DENGAN AKHLAK ISLAM.

Pergaulan antar manusia, apalagi laki-laki dengan wanita, harus menjunjung nilai-nilai akhlak, agar tetap dalam kesucian. Allah SWT berfirman yang bunyinya :
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat"

5. MENERIMA PROSES DAKWAH.

Dakwah atau pembinaan pribadi yang islami, merupakan proses pembersihan jiwa, dari segala kotoran. Dalam hal Allah SWT berfirman yang berbunyi :

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman, ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) ditengah mereka, dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata
(Ali-Imran ayat 164).

Terima kasih dan Semoga bermanfaat.

Friday, July 28, 2017

Iblis Berkhutbah Untuk Para Pengikutnya

KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI…

Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati, tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ

"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :

يُخْبِرُ تَعَالَى عَمَّا خَطَبَ بِهِ إِبْلِيْسُ أَتْبَاعَهُ، بَعْدَمَا قَضَى اللهُ بَيْنَ عِبَادَهُ، فَأدخل المؤمنين الجنات، وأسكن الكافرين الدركات، فقام فيهم إبليس -لعنه الله -حينئذ خطيبا ليزيدهم حزنا إلى حزنهم (4) وغَبنا إلى غبْنهم، وحسرة إلى حسرتهم

"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan…." (Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)

Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!

Khutbah tersebut…

Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,

Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…

khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…

Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotiib…Iblis la’natullah 'alaihi

Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ (٢٣)

"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka" (QS Ibrahim : 22-23)

Demikianlah khutbah Iblis tersebut….setelah ia menggoda manusia…setelah menipu mereka…setelah menjerumuskan mereka dalam neraka…setelah tercapai cita-citanya…lalu…

Iapun berlepas diri dari para pengikutnya. Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…akan tetapi ia menyuruh mereka (para pengikutnya) untuk mencela diri mereka sendiri…Bahkan ia mengaku sejak dulu kufur/ingkar terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…

Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh, Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa "Sesungguhnya orang-orang zalim mendapatkan siksaan yang pedih"…lalu Iblis menyebutkan tentang kenikmatan penduduk surga, yaitu orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!

Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan dalam hati para penghuni neraka tatkala mendengar khutbah dari sang pemimpin…

Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….orang-orang yang tatkala di dunia tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat, tidak tergerak hati mereka tatkala mendengar pengajian-pengajian dan khutbah-khutbah…hati mereka hanyalah tergerak dan tersentuh tatkala mendengar khutbah Iblis….wal'iyaadzu billah.

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 14-02-1434 H / 27 Desember2012 M
Oleh : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Wednesday, July 26, 2017

Bahayanya Wanita Berpakaian Tapi Telanjang

WANITA-WANITA YANG BERPAKAIAN AKAN TAPI PADA HAKIKATNYA MEREKA TELANJANG

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَ

“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, satu kaum yang selalu bersama cambuk bagaikan ekor-ekor sapi, dengannya mereka memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan dengan melenggak-lenggok menimbulkan fitnah (godaan). Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak pula mencium baunya, dan sungguh bau surga itu bisa tercium dari jarak demikian dan demikian”. [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Ringkasan Penjelasan Makna Hadits “Wanita-wanita yang Berpakaian tapi Telanjang”......:

1) Hanya menutupi sebagian tubuhnya dan menyingkap yang lainnya agar terlihat kecantikannya, kemolekannya, dan yang semisalnya.

2) Mengenakan pakaian yang tipis, tembus pandang.

3) Mengajarkan perbutan mereka kepada orang lain (persis seperti para artis dan foto model yang mengajarkan model-model pakaian yang membuka aurat dan pergaulan tak senonoh antara lawan jenis).

4) Tampil modis di depan umum, bergaya dalam berjalan.

5) Mengikuti mode rambut wanita-wanita nakal.

6) Kepala-kepala mereka menonjol dengan hiasan-hiasan seperti punuk unta.

7) Berpakaian nikmat Allah, tapi telanjang dari kesyukuran.

[Lihat Syarhu  Muslim lin Nawawi rahimahullah, 14/110]

8) Menyambung rambut dengan rambut palsu [Lihat Fathul Bari, 10/375]

9) Berpakaian di dunia, telanjang di akhirat, sebagai hukuman dari Allah 'azza wa jalla bagi para wanita yang tidak menutup auratnya [Lihat Syarhul Bukhari libni Batthol rahimahullah, 3/117]

10) Pakaian ketat [Lihat Syarhul Muntaqo lil Baaji rahimahullah, 4/308]

11) Berpaling dari kebenaran dan durhaka kepada suami [Lihat Al-Istidzkar libni Abdil Barr rahimahullah, 9/283]

12) Menggoda kaum lelaki dan tidak menundukkan pandangan [Lihat Syarhus Sunnah lil Baghawi rahimahullah, 10/272]

13) Menutup bagian atas, bawah terbuka [Lihat Gharibul Hadits libnil Jauzi rahimahullah, 2/290]

14) Tertawa dengan keras hingga terdengar oleh kaum pria bahkan tertawa bersama kaum pria [Lihat Syarhu Riyadhis Shalihin libnil ‘Utsaimin rahimahullah]

15) Fitnah (cobaan) berpakaian tapi telanjang lebih dahsyat dibanding benar-benar telanjang, sebab nafsu akan menuntut untuk melihat lebih dari itu [Lihat Syarhut Tirmidzi lisy Syinqithi rahimahullah]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Semoga bermanfaat dan di harapkan untuk menyebarkan/ share artikel di blog ini agar bermanfaat juga bagi saudara saudari kita yang lain.

Wassalam.

Musik Itu Haram

MUSIK ADALAH KHAMAR JIWA DAN PENYANYI ADALAH MU'ADZINNYA SETAN

Allah 'azza wa jalla berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِين

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” [Luqman: 6]

Sahabat yang Mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu ketika menjelaskan makna, “perkataan yang tidak berguna” pada ayat di atas, beliau berkata,

الغناء، والله الذي لا إله إلا هو، يرددها ثلاث مرات

“Maksudnya adalah nyanyian, demi Allah yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Beliau mengulangi sumpahnya tiga kali.” [Tafsir Ath-Thobari, 21/39, sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Katsir, 6/330]

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

وكذا قال ابن عباس، وجابر، وعِكْرِمة، وسعيد بن جُبَيْر، ومجاهد، ومكحول، وعمرو بن شعيب، وعلي بن بَذيمة
وقال الحسن البصري: أنزلت هذه الآية: {وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ} في الغناء والمزامير

“Penafsiran yang sama juga dikatakan oleh Abdullah bin Abbas, Jabir, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Mujahid, Makhul, ‘Amr bin Syu’aib dan Ali bin Badzimah. Dan berkata Al-Hasan Al-Basri, turunnya ayat ini, “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan”, dalam (mencela) nyanyian dan alat-alat musik (seperti seruling dan semisalnya, pen).” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/331]

Dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

“Sungguh akan ada nanti segolongan umatku yang menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki diharamkan, pen), khamar dan alat-alat musik.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Malik Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

والْمَعَازِفُ هِيَ خَمْرُ النُّفُوسِ تَفْعَلُ بِالنُّفُوسِ أَعْظَمَ مِمَّا تَفْعَلُ حُمَيَّا الْكُؤُوسِ

“Dan alat-alat musik adalah khamar jiwa, pengaruhnya lebih dahsyat dibanding khamar dalam gelas.” [Majmu’ Al-Fatawa, 10/417]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata,

يُوجَدُ مَنْ اعْتَادَهُ وَاغْتَذَى بِهِ لَا يَحِنُّ إلَى الْقُرْآنِ وَلَا يَفْرَحُ بِهِ وَلَا يَجِدُ فِي سَمَاعِ الْآيَاتِ كَمَا يَجِدُ فِي سَمَاعِ الْأَبْيَاتِ؛ بَلْ إذَا سَمِعُوا الْقُرْآنَ سَمِعُوهُ بِقُلُوبٍ لَاهِيَةٍ وَأَلْسُنٍ لَاغِيَةٍ وَإِذَا سَمِعُوا سَمَاعَ الْمُكَاءِ وَالتَّصْدِيَةِ خَشَعَتْ الْأَصْوَاتُ وَسَكَنَتْ الْحَرَكَاتُ وَأَصْغَتْ الْقُلُوبُ وَتَعَاطَتْ الْمَشْرُوبَ

“Ada orang-orang yang sudah terbiasa mendengarkan nyanyian dan merasa puas dengannya; mereka tidak tertarik untuk mendengar Al-Qur’an dan tidak bahagia dengannya serta tidak terkesan ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana ketika mendengar lirik-lirik lagu.

Bahkan, jika mereka mendengar Al-Qur’an, mereka mendengarnya dengan hati yang lalai dan lisan yang kosong. Tetapi, apabila mereka mendengar tepukan dan tiupan musik, maka mereka dengarkan dengan seksama, diam terpaku, jiwa membisu, seraya meneguk minuman (khamar jiwa).” [Majmu’ Al-Fatawa, 11/568]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata,

ومن الفحشاء والمنكر استماع العبد مزامير الشيطان، والمغني هو مُؤَذِّنُه الذي يدعو إلى طاعته، فإن الغناء رُقْيةُ الزنا

"Termasuk perbuatan keji dan mungkar adalah mendengarkan (alat-alat musik); seruling-seruling setan, dan seorang penyanyi adalah mu'adzinnya setan yang mengajak untuk taat kepadanya, karena sesungguhnya nyanyian adalah mantra perzinahan." [Majmu' Al-Fatawa, 15/349]

Semoga bermanfaat.

Friday, July 21, 2017

Beribadah Mengharap Surga Dan Takut Neraka

Beribadah Karena Mengharap Surga dan Takut Neraka

Soal:
Saya dapatkan secarik kertas fotokopian tertulis di dalamnya bahwa Rabi'ah Al-Adawiah berdoa dengan doa ini:
Ya Allah jika Engkau tahu bahwa aku beribadah kepadaMu karena menginginkan surgaMu maka haramkanlah surga bagiku. Dan jika Engkau tahu bahwa aku beribadah kepadaMu karena takut nerakaMu maka bakarlah aku di dalamnya.

Apakah doa ini boleh dalam syariat islam? Dan bagaimana hukum orang yang berdoa dengan doa ini dan sering mengulanginya?

Jawab:
Doa ini tidak datang dari Nabi shallallahu alaihi wasallam dan tidak juga datang dari salah seorang sahabat radhiyallahu anhum. Doa ini hanyalah terkenal dari kalangan Sufi yang ekstrim. Doa ini termasuk bentuk berlebih-lebihan dalam doa karena menyelisihi kandungan dalil-dalil Al-Qur'an.

Di antaranya adalah firman Allah:

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ 

(Apakah kalia wahai orang-orang kafir yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya?
(QS.Az-Zumar:9)

Dan Allah berfirman tentang sifat-sifat para Nabi dan orang shaleh:

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan rasa harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (QS.Al-Anbiya:90)

Allah menciptakan Surga dan menjanjikannya kepada orang-orang bertaqwa dan menciptakan Neraka dan mengancamkannya kepada orang-orang kafir. Dan Allah juga mengkabarkan tentang nikmat Surga dan Adzab Neraka di akhirat sebagai bentuk motivasi dan menakuti hamba-hambaNya.

Oleh karena itu, wajib untuk meninggalkan doa dengan lafaz yang disebutkan dalam pertanyaan.

(Lihat Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah: soal no.17339)

27 Syawwal 1438
Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Dārul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Thursday, July 20, 2017

Uban Sebagai Peringatan

Tidak cukupkah uban sebagai tanda peringatan....???

Dalam studinya Ismael Galvan telah menemukan bahwa orang yang memiliki uban justru panjang umur dan sehat.

Uban muncul karena berkurangnya kadar melanin yang merupakan faktor utama yang menentukan warna kulit dan rambut seseorang. Kebanyakan melanin akan membuat kulit dan rambut tubuh menjadi gelap. Jika melanin berkurang, ini pertanda bahwa tubuh sehat dan kulit menjadi normal.

Ismael Galvan menambahkan, mencabut uban berbahaya bagi kepala karena akan merusak kondisi folikel, akar rambut dan saraf-saraf kepala.
Dengan mencabut uban akibatnya jumlah rambut akan menipis lalu uban akan terlihat lebih banyak meskipun jumlahnya sama.
Selain itu, kerusakan folikel akan berdampak pada kesehatan selaput kepala.
“Jauh dari tanda terkait penuaan, uban mengindikasikan kondisi yang baik,” ungkap Ismael Galvan.

Sudah dilarang sejak 1400 tahun silam.

Jika sains modern baru menemukan sekitar tiga tahun lalu terkait bahaya mencabut uban, maka Agama Islam telah melarang umatnya sejak 1400 tahun lalu agar tidak mencabut rambut putih ini.

Melalui Nabi Muhammad SAW, Allah memerintahkan agar tidak mencabut uban dengan alasan keimanan.
Namun ternyata, tidak melulu soal iman, Allah memiliki alasan medis tersendiri terhadap larangan ini.

Muhammad bin Hibban At Tamimi rahimahullah, yang lebih dikenal dengan Ibnu Hibban, dalam kitab Shahihnya menyebutkan pembahasan ;
“Hadits yang menceritakan bahwa Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan kesalahan serta akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban yang dia jaga di dunia.”

Selain itu, Ibnu Hibban membawakan hadits berikut. ;
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat,”
(HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Penelitian yang umumnya dilakukan oleh non muslim kerap kali menjadi penguat terhadap kebenaran Islam.

Pengetahuan ini didapatkan Nabi Muhammad pada saat zaman masih sangat jauh dari sains dan teknologi. Dimana perintah dan larangan yang Ia berikan, hanya dilakukan oleh umatnya sebagai bentuk ketaatan atas keimanan kepada Allah SWT.

Namun ternyata, perintah dan larangannya memang mengandung pengetahuan yang tidak dibayangkan sebelumnya.

Subhanallah....

Ilmu Agama Nikmat Terbesar

بسم الله الرحمن الحيم.

ILMU AGAMA ADALAH
NIKMAT BESAR

Banyak manusia menganggap bahwa nikmat itu hanyalah berupa harta dunia saja.
Padahal disana ada satu nikmat yang lebih baik dari harta dunia karena Allah hanya beri kepada siapa yang Allah kehendaki saja.Adapun harta dunia, Allah Ta'ala berikan kepada semua orang termasuk orang kafir.

Ketahuilah...!
nikmat tersebut adalah
ILMU AGAMA.

Allah Jalla Tsanauh berfirman:

يؤتى الحكمة من يشاء،ومن يؤت الحكمة فقد أوتي خيرا كثيرا.

Allah memberikan
al hikmah kepada siapa yang Allah kehendaki, dan barang siapa yang diberi al hikmah maka sungguh dia telah diberikan kebaikan yang banyak.
(QS.Al Baqarah:269)

Apa yang dimaksud
al hikmah pada ayat ini?
Berikut penafsiran para ulama dari kalangan sahabat dan tabiin:

1. Abdullah bin Abbas radiyallahu 'anhu berkata:

المعرفة بالقرآن،
ناسخه ومنسوخه،
ومحكمه ومتشابهه،
ومقدمه ومؤخره،
وحلاله وحرامه.

Pengetahuan tentang
Al quran,nasikh mansukhnya,muhkam dan mutasyabihnya, awal dan akhirnya,halal dan haramnya.

2. Mujahid bin Jabr
Al Makki rahimahullah berkata:

لبست بالنبوة،إنما هي العلم.

Hikmah yang dimaksud (dalam Ayat ini)bukan kenabian, tapi dia adalah ilmu.

3. Al Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata:

وإنه ليقع فى قلبي أن الحكمة هي الفقه فى دين الله.

Dan sesungguhnya telah menetap dalam hatiku bahwasanya hikmah yang dimaksud dalam ayat ini adalah pemahaman/ilmu tentang agama.

[lihat Tafsir Ibnu katsir
surah Al Baqarah: 269].

Penafsiran para ulama tersebut walaupun lafadznya berbeda
tapi makna dan kesimpulannya sama.
HIKMAH YANG DIMAKSUD ADALAH ILMU AGAMA.

Abu Abdirrahman
Thoriq Al Bugisy.
                   غفر الله له وحفظه.

Yuk bagikan ke yang lain,
semoga menjadi amal kebaikan kita...

Ancaman Orang Yang Terlambat Menghadiri Khutbah Sholat Jum'at

ANCAMAN UNTUK ORANG YANG SUKA TERLAMBAT MENGHADIRI KHUTBAH DAN SHOLAT JUM’AT

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

احْضُرُوا الذِّكْرَ وَادْنُوا مِنَ الإِمَامِ فَإِنَّ الرَّجُلَ لاَ يَزَالُ يَتَبَاعَدُ حَتَّى يُؤَخَّرَ فِى الْجَنَّةِ وَإِنْ دَخَلَهَا

“Hadirilah khutbah dan mendekatlah kepada imam, karena sesungguhnya ada orang yang senantiasa menjauh sampai ia diakhirkan di surga meski ia memasukinya.” [HR. Abu Daud dari Samuroh bin Jundub radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 365]

Abu Ath-Thayyib rahimahullah berkata,

وَفِيهِ تَوْهِين أَمْر الْمُتَأَخِّرِينَ وَتَسْفِيه رَأْيهمْ حَيْثُ وَضَعُوا أَنْفُسهمْ مِنْ أَعَالِي الْأُمُور إِلَى أَسَافِلهَا

“Dalam hadits ini terdapat perendahan terhadap perbuatan orang-orang yang suka terlambat dan celaan terhadap kebodohan mereka karena telah menurunkan diri-diri mereka sendiri dari amalan yang tinggi kepada yang amalan yang rendah.” [‘Aunul Ma’bud, 3/457]

BEBERAPA PELAJARAN:

1) Celaan terhadap orang-orang yang tidak bersegera untuk menghadiri khutbah dan sholat Jum’at.

2) Melambatkan diri dalam menghadiri khutbah dan sholat Jum’at adalah sebab diakhirkannya seseorang untuk masuk surga, bisa juga bermakna derajatnya di surga diturunkan.

3) Perintah bersegera menghadiri khutbah sebelum khatib naik mimbar.

4) Pentingnya mendengarkan khutbah, menyimak dan memahaminya dengan baik (apabila khutbahnya berdasarkan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman generasi Salaf). Jangan tidur dan jangan berbuat sia-sia. Inilah maksud perintah mendekati imam.

5) Keutamaan sholat Jum’at di shaf pertama. Meraih keutamaan ini juga maksud perintah mendekati imam.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Semoga bermanfaat

Tuesday, July 18, 2017

Dahulukanlah Akhiratmu

Bismillahirrahmanirrahim

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata:
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓُ ﻫَﻤَّﻪُ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻏِﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻭَﺟَﻤَﻊَ ﻟَﻪُ ﺷَﻤْﻠَﻪُ ﻭَﺃَﺗَﺘْﻪُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﺭَﺍﻏِﻤَﺔٌ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻫَﻤَّﻪُ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻘْﺮَﻩُ ﺑَﻴْﻦَ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻭَﻓَﺮَّﻕَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺷَﻤْﻠَﻪُ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺗِﻪِ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻗُﺪِّﺭَ ﻟَﻪُ

"Barangsiapa yang negeri akhirat adalah keinginan kuatnya maka Allah akan menjadikan kekayaan didalam hatinya, dan akan menyatukan urusannya, serta dunia itu akan datang kepadanya dalam keadaan dunia itu memaksa (harus datang), dan barangsiapa yang dunia adalah keinginan kuatnya maka Allah akan menjadikan kefaqiran terbentang dihadapan matanya, dan Allah akan memecahkan urusannya, serta tidaklah dunia itu akan datang kecuali sebatas apa yang telah ditetapkan untuknya."
HR. At Tirmidzi (4/642) dan dishahihkan oleh Asy Syeikh Al Albani dalam Ash Shahihah (2/467).

Berkata 'Umar bin 'Abdil 'Aziiz rahimahullah:

ما تركت من الدنيا شيئا،
إلا أعقبني الله عز و جل في
قلبي ما هو أفضل منه .

Tidaklah aku meninggalkan sesuatu dari perkara dunia, kecuali Allah menjadikan di dalam hatiku sesuatu yang lebih utama dari hal tersebut.

Al Waro' Libni Abid Dun_ya (55).
--------------------------------------
Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy Hafidzahullah.

Sunday, July 16, 2017

Makna Surat Ar-Rahman Yang Diulang-Ulang

Bismillahirahmanirrahiim....

Didalam Surat Ar-Rahman ada pengulangan satu ayat yang berbunyi :

   _*فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ*_

ِ"Fabiayyi alaa'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan"
Artinya : "Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang ''Kamu Dustakan'?"_

Kalimat ini diulang-ulang sebanyak 31x oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Apa gerangan makna kalimat tersebut ?
Setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, lalu Allah bertanya :

"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu Dustakan...?"
Menarik untuk diperhatikan bhw Allah menggunakan kata "DUSTA", bukan kata "INGKAR"

Hal ini menunjukkan bahwa Nikmat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari.
Yang sering dilakukan manusia adalah 'Men-Dustakan' NYA.

Dusta berarti 'Menyembunyikan Kebenaran'.

Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah 'Diberi Nikmat' oleh Allah, tapi mereka 'menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka...
MENDUSTAKANNYA

Bukankah kalau kita mendapat rezeki banyak, kita katakan bahwa itu karena hasil dari 'Kerja Keras' kita...???

Kalau kita berhasil meraih gelar Sarjana S1/S2 bahkan S3, itu karena 'Otak Kita' yang cerdas...???

Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena 'kepiawaian kita', kita 'Pandai Menjaga' Pola  Makan & Rajin ber-Olah Raga, dsb.
Semua nikmat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita, tanpa sadar, kita telah melupakan Peranan Allah,

Kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan yang kita raih.
kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah.

"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu dustakan...?"
Kita telah bergelimang kenikmatan :
Harta,
Pasangan Hidup,
Anak2 yang telah kita miliki.

Semua Nikmat itu akan Ditanya pada Hari Kiamat Kelak.

"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan 'Nikmat' yang kamu peroleh saat ini"
(QS At-Takatsur : 8)

Sudah siapkah kita menjawab dan Mempertanggung Jawabkannya...???

"Dan jika kamu menghitung Nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.
(QS An-Nahl : 18)

Tidak patutkah kita Bersyukur Kepada-NYA...?
Ucapkan Alhamdulillah.
Berhentilah mengeluh, apalagi membanggakan diri dan Jalani Hidup ini dengan ikhlas, tawadhu sebagai bagian dari ''Rasa Syukur'' kita.

Semoga Bermanfa'at

                                 
JANGAN BOSAN SHARE TENTANG SURAT AR-RAHMAN INI, AGAR SELALU YAKIN BAHWA SEMUA KARENA ALLAH.

Keutamaan Berkebun, Bertani Dan Amalan Kebaikan

بسم الله الرحمن الرحيم

KEUTAMAAN BERKEBUN DAN BERTANI SERTA ANJURAN UNTUK MEMPERBANYAK AMALAN.

Wahai saudaraku kaum muslimin dan muslimat hendaklah kita berlomba-lomba dalam kebaikan,
Allah Ta'ala berfirman :

((فاستبقوا الخيرات))

"Maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan". QS. Al_Baqoroh: 148.

Karena kehidupan kita di dunia ini hanyalah sebentar hanya sekitar 60-70 tahun dan sedikit yang bisa lebih dari itu, sebagaimana disebutkan Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallama dalam hadits Abu Hurairah bahwa:

"أعمار أمتي ما بين الستين إلى السبعين، وأقلهم من يجوز ذلك"

"Umurnya umatnya hanya sekitar 60-70 tahun dan paling sedikit dari mereka yang bisa melebihinya".
Diriwayatkan At Tirmidzi(3550) dan dihasankan Al Albani.

Lalu kapan kita bisa beramal kebaikan,padahal kehidupan akhirat sangatlah menakutkan bagi orang-orang yang tidak bertaqwa,
Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيم يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُم بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ )

"Wahai sekalian manusia hendaklah kalian bertaqwa kepada  Robb kalian karena sesungguhnya goncangan hari kiamat sangatlah dahsyat pada saat itu kalian akan menyaksikan seorang ibu menyusui akan melupakan anak yang disusui dan seorang wanita hamil akan keguguran serta kalian akan melihat manusia seperti dalam keadaan mabuk padahal mereka tidaklah mabuk,akan tetapi hal tersebut terjadi karena adzab yang sangat keras".
QS, al_Haj: 1-2.

☝��Maka wahai saudara dan saudariku, sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi hari tersebut ataukah kita masih tertipu dengan dunia fana ini,kenikmatan yang hanya sesaat ini, renungkahlah wahai saudaraku jangan kamu menyesal pada waktu penyesalan tersebut tidak berguna lagi,,,,!
Sebagaimana Allah Ta'ala mengisahkan perkataan mereka:

(( حتى إذا جاء أحدهم الموت قال رب ارجعون لعلي أعمل صالحا فيما تركت كلا إنها كلمة هو قائلها))

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir) hingga apabila datang kematian pada salah satu dari mereka, maka dia berkata: wahai Robbku kembalikanlah aku di dunia semoga saya bisa berbuat kebaikan dan bisa menebus apa yang telah saya perbuat.Maka sekali-kali tidak, itu hanya perkataan semata (artinya jika dia dikembalikan dia tidak akan berbuat kebaikan)."
QS. Al-Mukminun: 99-100.

����Dan surga hanyalah didapatkan karena keutamaan dari Allah semata kemudian disebabkan karena amalan kebaikan kita,
Allah berfirman:

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

"Maka itulah surga yang kalian dapat dengan sebab amalan kebaikan yang telah kalian perbuat".
QS. Al-Zukhruf: 72.

Dan amalan kebaikan sangatlah banyak,dan pada kesempatan ini saya akan menjelaskan keutamaan bertani dan berkebun,
Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallama dalam hadits Jabir bersabda:

ما من مسلم يغرس غرسا إلا كان ما أكل منه له صدقة، وما سرق منه له صدقة، وما أكل السبع منه فهو له صدقة، وما أكلت الطير فهو له صدقة، ولا يرزؤه أحد إلا كان له صدقة"

"Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali apa yang dia makan merupakan sedekah(sebagai kebaikannya pada hari kiamat),apa yang dicuri orang darinya merupakan sedekah,apa yang dimakan binatang buas merupakan sedekah,serta apa yang dimakan burung merupakan sedekah dan tidaklah diambil dikurangi kecuali dia mendapatkan kebaikan darinya".
Diriwayatkan Imam Muslim(1552).

Dalam riwayat lain:

فيأكل منه إنسان ولا دابة ولا شيء إلا كان له فيه أجر

"Maka tidaklah dimakan manusia,binatang dan segala sesuatu yang memakannya kecuali dia mendapatkan pahala darinya".
Diriwayatkan Imam Muslim(1552).

Berkata Imam Nawawi:

في هذه الأحاديث فضيلة الغرس وفضيلة الزرع وأن أجر فاعل ذلك مستمر ما دام الغراس وما تولد منه إلى يوم القيامة

Maka dalam hadits-hadits ini merupakan keutamaan berkebun dan bertani dan pahalanya akan terus-terus selagi tanaman dan tanaman yang berasal darinya(keturunannya) masih ada.
Lihat Syarhun N
awawi: 6/60.

Berkata Ibnu Utsaimin rahimahullah:

ففي هذا الحديث حث على الزرع، وعلى الغرس، وأن الزرع والغرس فيه الخير الكثير، فيه مصلحة في الدين، ومصلحة في الدنيا.  أما مصلحة الدنيا: فما يحصل فيه من إنتاج، ومصلحة الغرس والزرع ليست كمصلحة الدراهم والنقود، لأن الزرع والغرس ينفع نفس الزارع والغارس، وينفع البلد كله، كل الناس ينتفعون منه، بشراء الثمر، وشراء الحب، والأكل منه، ويكون في هذا نمو للمجتمع وكثرة لخيراته، بخلاف الدراهم التي تودع في الصناديق ولا ينتفع بها أحد. أما المنافع الدينية: فإنه إن أكل منه طير؛ عصفور، أو حمامه، أو دجاجة، أو غيرها ولو حبة واحدة، فإنه له صدقة، سواء شاء ذلك أو لم يشأ، حتى لو فرض أن الإنسان حين زرع أو حين غرس لم يكن بباله هذا الأمر

Dalam hadits diatas terdapat anjuran untuk bertani dan berkebun dan didalamnya ada kebaikan yang banyak serta ada kemasalahatan agama dan dunia,adapun kemaslahatan dunia didapatkan dari hasilnya dan manfaatnya tidak seperti manfaatnya perak dan uang karena kebun dan pertanian bisa memberikan manfaat pada petani dan yang berkebun juga bisa memberikan manfaat pada seluruh penduduk negara bahkan seleruh manusia bisa mengambil manfaat darinya dengan membeli buahnya,bijinya dan memakan darinya dan bahkan merupakan sebab majunya perkembangan masyarakat dan kebaikan padanya,berbeda dengan perak(begitu pula uang) yang hanya disimpan dilemari tidak ada yang mengambil faedah darinya,

Adapun manfaatnya dalam agama seseorang adalah apa yang dimakan burung,burung kecil,merpati,atau ayam walaupun walaupun satu biji maka hal tersebut sebagai sedekah untuknya, sama saja dia inginkan memberikan pada binatang tersebut atau tidak,dan bahkan dia mendapatkan pahala walaupun tidak ada niat darinya akan hal tersebut.
Lihat:syarah Riyadhush-Sholihin: 2/195-196.

Tapi lebih utama dari itu semua, adalah seseorang memperbanyak berdzikir sebagiamana hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallama bertemu Abu hurairah dalam keadaan masih menanam tanaman maka Rasulullah shollallahu alaihi wasallama berkata:

ألا أدلك على غراس خير لك من هذا؟ " قال: بلى يا رسول الله، قال: " قل: سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر، يغرس لك بكل واحدة شجرة في الجنة "

Maukah saya tunjukkan suatu amalan yang lebih utama dari itu, maka Abu Hurairah berkata: Tentu  mau wahai Rasulullah, maka Rasulullah shollallahu alaihi wasallama berkata:  _"Ucapkahlah: SUBHANALLAOH,WALHAMDULILLAAH,WALLAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR,maka akan ditanamkan pada setiap kata tersebut pohon disurga.
Diriwayatkan Ibnu Majah (3807) dan dishohihkan Albani.

❗Peringatan:

Tidak boleh seseorang terlalaikan dari kewajibannya seperti mengerjakan shalat secara berjamaah dimasjid pada waktunya dikarenakan sibuk bertani, berternak, berkebun dan lainnya karena hal tersebut telah diancam oleh Rasulullah shollallahu alaihi wasallama sebagaimana Rasulullah Shollahu alaihi wasallama bersabda dalam hadits Ibnu Umar:

إذا تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه حتى ترجعوا إلى دينكم

"Maka jika kalian berjual beli dengan riba,tersibukkan dengan peternakan dan pertanian serta meninggalkan jihad(maksudnya perang melawan orang-orang kafir),maka akan diturunkan pada kalian kelemahan dan kehinaan tidak diangkat hal tersebut sampai kalian berpegang teguh pada agama kalian".

Diriwayatkan Abu Dawud dan dishohihkan Asy-Syaikh Albaniy.

Maka dengan itu seorang muslim akan selamat dunia dan akhirat serta akan bangkit kaum muslimin dari penindasan dan tipu daya orang-orang kafir,karena tidaklah kaum muslimin lemah dizaman ini kecuali disebabkan jauhnya mereka dari agama yang benar sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya.

Ust. Abu Bakr Rafi bin Ladakuni hafidzahullah - Ma'bar, YAMAN.

Mohon dibantu penyebaran artikel diblog ini, semoga mendapatkan pahala yang serupa. Aamiin

Semoga bermanfaat.

Friday, July 14, 2017

Jangan Merusak Hubungan Rumah Tangga Orang

Jangan merusak rumah tangga orang dengan jalan menggoda untuk menikahi istri orang

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ خَبَّبَ خَادِمًا عَلَى أَهْلِهَا فَلَيْسَ مِنَّا وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا

“Barangsiapa yang merusak seorang pekerja terhadap majikannya maka dia bukan bagian dari kami, dan barangsiapa yang merusak seorang istri terhadap suaminya maka dia bukan bagian dari kami.” [HR. Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 324]

Al-Imam Abu Ath-Thayyib rahimahullah berkata,

أَيْ خَدَعَهَا وَأَفْسَدَهَا أَوْ حَسَّنَ إِلَيْهَا الطَّلَاق لِيَتَزَوَّجهَا أَوْ يُزَوِّجهَا لِغَيْرِهِ أَوْ غَيْر ذَلِك

“Maknanya, ia menipu (menggoda) istri orang dan merusaknya, atau merayunya sampai meminta cerai dari suaminya agar dapat ia nikahi atau ia nikahkan dengan orang lain, atau kepentingan selain itu.” [‘Aunul Ma’bud, 9/2448]

Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-’Abbad hafizhahullah berkata,

لأن من أسباب الطلاق تخبيب المرأة على زوجها حتى تتمرد عليه وتسعى إلى التخلص منه بسبب هذا الإفساد

“Karena diantara sebab perceraian adalah ulah pihak ketiga yang merusak istri orang agar sang istri tidak lagi menyukai suaminya, hingga sang istri membangkang dan berusaha untuk berpisah dari suaminya karena ulah orang ketiga tersebut.” [Syarhu Sunan Abi Daud, 12/189, Asy-Syaamilah]

BEBERAPA_PELAJARAN :

1) Waspadai pergaulan dan komunikasi dengan lawan jenis tanpa batasan-batasan syari'at. Terlebih di masa ini, berkomunikasi dengan lawan jenis sudah sangat mudah, tidak sedikit kerusakan rumah tangga disebabkan hubungan-hubungan yang berawal dari kontak BB, WA, FB, Twitter, hingga saling curhat, acara reuni, dan lain-lain, maka berhati-hatilah…!

2) Merusak rumah tangga orang bukan hanya bisa dilakukan oleh lawan jenis, bisa saja seorang istri dirusak oleh teman wanitanya bahkan keluarganya sendiri, hingga sang istri membenci suaminya.

3) Hendaklah seorang suami mendidik dan mengawasi istri.

4) Sebagaimana istri berkewajiban menasihati suami dengan ilmu dan lemah lembut.

5) Pentingnya menjaga kelangsungan dan keharmonisan rumah tangga, dan menjauhi sebab-sebab yang dapat merusaknya.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Semoga bermanfaat.

Thursday, July 13, 2017

Nasehat Indah Buya Hamka

Assalamualaikum....

Masya Allah, dengan halus, santun, dan cerdasnya, Buya Hamka menasehati kita semua tentang Dakwah.....

▫Dakwah itu membina, bukan menghina.

▫Dakwah itu mendidik, bukan 'membidik'

▫Dakwah itu mengobati bukan melukai.

▫Dakwah itu mengukuhkan bukan meruntuhkan.

▫Dakwah itu saling menguatkan, bukan saling melemahkan.

▫Dakwah itu mengajak, bukan mengejek.

▫Dakwah itu menyejukkan, bukan memojokkan.

▫Dakwah itu mengajar, bukan menghajar.

▫Dakwah itu saling belajar, bukan saling bertengkar.

▫Dakwah itu menasehati bukan mencaci maki.

▫Dakwah itu merangkul bukan memukul.

▫Dakwah itu ngajak bersabar, bukan ngajak mencakar.

▫Dakwah itu argumentative, bukan provokatif.

▫Dakwah itu bergerak cepat, bukan sibuk berdebat.

▫Dakwah itu realistis bukan fantastis.

▫Dakwah itu mencerdaskan bukan membodohkan.

▫Dakwah itu menawarkan solusi bukan mengumbar janji.

▫Dakwah itu berlomba dalam kebaikan bukan berlomba saling menjatuhkan.

▫Dakwah itu menghadapi masyarakat bukan membelakangi masyarakat.

▫Dakwah itu memperbarui masyarakat, bukan membuat masyarakat baru.

▫Dakwah itu mengatasi keadaan bukan meratapi kenyataan.

▫Dakwah itu pandai memikat, bukan mahir mengumpat.

▫Dakwah itu menebar kebaikan bukan mengorek kesalahan.

▫Dakwah itu menutup aib dan memperbaikinya, bukan mencari2 aib dan menyebarkannya.

▫Dakwah itu menghargai perbedaan, bukan memonopoli kebenaran.

▫Dakwah itu mendukung semua program kebaikan bukan memunculkan keraguan.

▫Dakwah itu memberi senyum manis, bukan menjatuhkan vonis.

▫Dakwah itu berletih-letih menanggung problema umat, bukan meletihkan umat.

▫Dakwah itu menyatukan kekuatan, bukan memecah belah barisan.

▫Dakwah itu kompak dalam perbedaan, bukan ribut mengklaim kebenaran.

▫Dakwah itu siap menghadapi musuh bukan selalu mencari musuh.

▫Dakwah itu mencari teman, bukan mencari lawan.

▫Dakwah itu melawan kesesatan bukan mengotak atik kebenaran.

▫Dakwah itu asyik dalam kebersamaan bukan bangga dengan kesendirian.

▫Dakwah itu menampung semua lapisan ,bukan memecah belah persatuan.

▫Dakwah itu kita mengatakan: "aku cinta kamu" bukan "aku benci kamu"

▫Dakwah itu kita mengatakan: "Mari bersama kami" bukan "Kamu harus ikut kami".

▫Dakwah itu "Beaya Sendiri" bukan "Dibeayai/Disponsori"

▫Dakwah itu "Habis berapa ?" bukan "Dapat berapa ?"

▫Dakwah itu "Memanggil/   Mendatangi bukan "Dipanggil/Panggilan"

▫Dakwah itu "Saling Islah" bukan "Saling Salah"

▫Dakwah itu di masjid, di sekolah, di pasar, di kantor, di parlemen, di jalanan, hingga dimana saja, bukan hanya di pengajian.

▫Dakwah itu dengan "Cara Nabi" bukan dengan "Cara Sendiri"

Buya Hamka

Semoga bermanfaat.

Wednesday, July 12, 2017

Cinta Pasangan Di Dunia Dan Akhirat

Pasangan yang cinta di dunia dan akherat sesungguhnya.

Kebanyakan Istri sedih berkepanjangan kalo mendapati suami tidak ada pekerjaan..

Sungguh sungguh bersedih dan gelisah.. Bagaimana nanti ini dan itu..

Tapi jarang ada istri yang sungguh sungguh bersedih jika suaminya Tidak mendirikan shalat awal waktu berjamaah ke mesjid.. lebih lebih jika Tidak shalat..

Padahal inilah musibah bagi rumah tangga yang sesungguhnya..

Sebaik baik tanda sayang istri adalah yang memikirkan akhirat suaminya..
CINTANYA dipertanyakan..

Sebaliknya juga
Suami rata rata kesal dan marah berkepanjangan jika istri ga becus urus rumah tangga..

Tapi Tak jarang Pula suami yang kesal dan marah saat istrinya belum mau Menutup aurat..

Kerjaan nonton acara gosip dan sinetron sampai shalat wajib terlalaikan..
Juga masih ikhtilat beramah tamah dengan pria lain selain mahramnya..

Padahal itulah musibah rumah tangga yang sesungguhnya..

Sebaik baik tanda sayang suami adalah suami yang memikirkan akhirat istrinya..
Maka cintanya dipertanyakan..

Suami dan istri saling tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa..

Yang satu menjadi pengingat bagi yang lainnya..

Di dunia mesra TIDAK ada jaminan bisa mesra juga di akhkrat..

Tapi jika di dunia saling tolong perkara agama maka selamatlah dunia akhkratnya.

Barakallaahu fiikum...

Semoga bermanfaat dan jangan lupa di Share juga artikel diblog ini untuk kebaikan atau kemaslahatan kita bersama

Pantaskah Kamu Menyembah Tuhan Selain Allah Ta'ala....??!

RENUNGAN BAGI ORANG ORANG YANG BERAKAL ......

Dosa Syirik, menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala, yaitu meyakini ada selain Allah yang patut disembah atau mempersembahkan satu bentuk ibadah kepada selain Allah ta’ala, bukan saja dosa terbesar yang tidak terampuni (apabila pelakunya mati sebelum bertaubat), tetapi sekaligus pelecehan kepada Allah tabaraka wa ta’ala dan kepada akal sehat pelakunya sendiri.

MENGAPA SYIRIK ITU PELECEHAN KEPADA ALLAH TA'ALA....?

Karena hakikat syirik adalah menyamakan Allah ta’ala yang Maha Perkasa, Maha Suci, Maha Kuasa, Maha Baik dan Pemilik semua sifat kesempurnaan; dengan makhluk yang lemah lagi hina serta tidak memiliki kekuasaan dan kemampuan apa-apa untuk memberi manfaat atau menimpakan mudarat kepada para penyembahnya, tidak pula bisa menciptakan rezeki dan memberi kenikmatan kepada mereka.

Allah ta’ala telah membuat perumpamaan antara Dia sebagai sesembahan yang benar dan makhluk-makhluk yang dianggap sesembahan oleh manusia,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لاَّ يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah (dalam ibadahmu) sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walau mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal (keagungan) Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [Al-Hajj: 73-74]

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

أَخْبَرَ تَعَالَى أَنَّهُ لَوِ اجْتَمَعَتْ آلِهَتُهُمْ كُلُّهَا، مَا اسْتَطَاعُوا خَلْقَ ذُبَابَةٍ، بَلْ لَوِ أستَلبتهم الذُّبَابَةُ شَيْئًا مِنْ حَقير الْمَطَاعِمِ وَطَارَتْ، لَمَا اسْتَطَاعُوا إِنْقَاذَ ذَلِكَ مِنْهَا، فَمَنْ هَذِهِ صِفَتُهُ وَحَالُهُ، كَيْفَ يُعْبَدُ لِيَرْزُقَ وَيُسْتَنْصَرُ؟ وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى: {لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ} أَيْ: بَلْ هُمْ مَخْلُوقُونَ مَصْنُوعُونَ كَمَا قَالَ الْخَلِيلُ: قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

“Allah ta’ala mengabarkan bahwa, andaikan seluruh sesembahan selain Allah bersatu untuk menciptakan seekor lalat niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya, bahkan jika seekor lalat merampas sedikit makanan dari mereka dan terbang kembali, niscaya mereka tidak akan sanggup menyelematkan makanan tersebut darinya, maka makhluk yang sangat lemah pada sifat dan keadaannya ini, bagaimana mungkin disembah agar ia memberi rezeki dan dimintai pertolongan…?!

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman,

لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ

“(Dan patung-patung yang mereka sembah selain Allah) tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang.” (An-Nahl: 19)

Maknanya: Bahkan mereka adalah makhluk yang dibuat-buat, sebagaimana ucapan Al-Khalil (Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam, kepada para penyembah patung):

قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

“Beliau berkata: Apakah patut kamu menyembah patung yang kamu pahat sediri, padahal Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu kerjakan…!?” (Ash-Shofat: 95-96) [Tafsir Ibnu Katsir, 3/529]

MENGAPA SYIRIK ITU PELECEHAN TERHADAP AKAL SEHAT....?

Karena orang yang punya akal sehat tidak mungkin menuhankan makhluk-makhluk yang lemah lagi hina serta tidak memiliki kekuasaan dan kemampuan apa pun, bahkan yang lebih bodoh lagi, sebagian orang menjadikan benda-benda mati dan makhluk-makhluk yang lebih lemah dari mereka sebagai sesembahan, seperti kuburan-kuburan dan patung-patung yang mereka buat sendiri atau dibuat orang lain.

Maka lihatlah dalam sejarah umat manusia, bagaimana Allah ta’ala menghancurkan patung-patung tersebut, adakah mereka sanggup membela diri…!?

Lihatlah tatkala Allah ta’ala memusnahkan para penyembahnya, adakah ‘tuhan-tuhan’ mereka itu bisa melindungi dan memberi manfaat kepada mereka walau sedikit saja…!?

Allah ta’ala berfirman,

قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنفَعُكُمْ شَيْئًا وَلا يَضُرُّكُمْ

“Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?” [Al-Anbiya’: 66]

Allah ta’ala juga berfirman,

قُلِ ادْعُواْ الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً

“Katakanlah: Panggillah mereka yang kamu anggap sesembahan selain Allah, maka mereka tidak mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari padamu dan tidak pula memindahkannya.” [Al-Isra’: 56]

Allah ta’ala juga berfirman,

وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا يَمْلِكُونَ مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُورًا

“Dan mereka menjadikan sesembahan-sesembahan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tidak mampu menciptakan apa pun, bahkan sesembahan-sesembahan itu sendiri adalah makhluk yang diciptakan, dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudaratan dari dirinya, dan tidak kuasa pula memberikan sesuatu kemanfaatan pun, dan (juga) tidak kuasa mematikan dan menghidupkan, dan tidak (pula) membangkitkan.” [Al-Furqon: 3]

Allah ta’ala juga berfirman,

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ

“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikit pun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua pun).” [An-Nahl: 73]

Allah ta’ala juga berfirman,

أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ

“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” [Al-A’rof: 190-191]

Allah ta’ala juga berfirman,

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

“Dia (Allah) yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam, dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian adalah Allah Rabbmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu sembah selain Allah tiada mempunyai apa-apa walau pun setipis kulit ari. Jika kamu berdoa mereka, maka mereka tiada mendengar doamu; dan kalau mereka mendengar pun, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh Allah yang Maha Mengetahui.” [Fathir: 13-14]

Allah ta’ala juga berfirman,

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ

“Katakanlah: Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai sesembahan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” [Saba’: 22]

[Disadur dari buku *TAUHID, PILAR UTAMA MEMBANGUN NEGERI, Cet. Ke 2 1437 H, karya Ustadz Sofyan Chalid Ruray, Lc hafizhahullah]

Semoga bermanfaat dan mohon di share untuk kebaikan kita bersama

Hukum Merayakan Ulang Tahun Dan Menerima Hadiahnya

Tanya jawab AQIDAH ISLAM tentang hukum merayakan ulang tahun dan menerima hadiahnya Soal : Apa hukum merayakan hari ulang tahun bagi anak-...