Bismillah.....
وعن ابنِ مسعودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: دخلتُ عَلَى النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وهو يُوعَكُ، فقلت: يَا رسُولَ الله، إنَّكَ تُوْعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا، قَالَ: «أجَلْ، إنِّي أوعَكُ كمَا يُوعَكُ رَجُلانِ مِنكُمْ» قلْتُ: ذلِكَ أن لَكَ أجْرينِ؟ قَالَ: «أَجَلْ، ذلِكَ كَذلِكَ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أذًى، شَوْكَةٌ فَمَا فَوقَهَا إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا سَيِّئَاتِهِ، وَحُطَّتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وَ «الوَعْكُ»: مَغْثُ الحُمَّى، وَقيلَ: الحُمَّى.
Dari Ibnu Mas’ud -Radhiyallahu 'anhu- ia berkata, saya masuk ke tempat Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- ketika beliau sedang sakit demam. Kemudian saya berkata, “wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar menderita demam yang sangat tinggi”. Beliau menjawab, “Benar, sakit panas yang saya derita ini dua kali lipat lebih panas dari pada demam salah seorang dari kalian.” Saya bertanya, “kalau begitu engkau mendapat pahala dua kali lipat ?” Beliau menjawab, “Benar, memang demikian keadaannya. Dan tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu penyakit, baik itu tertusuk duri maupun lebih dari itu, melainkan Allah -Ta'ala- menghapus kesalahan-kesalahannya dan menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pepohonan yang menggugurkan daun-daunnya”. [Muttafaqun ‘Alaihi. Al-Bukhari (5648) Muslim (2571)]
Al-Wa’ku yaitu sangat panas (dalam tubuh karena sakit) dan dikatakan, panas badan (demam)
PENJELASAN RINGKAS
Hadits yang mulia ini memberikan kita gambaran yang luar biasa akan kesabaran Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam-. Bahwa ia mendapatkan ujian dari Allah -Ta'ala- dua kali lipat dari manusia biasa.
Hal ini harusnya menjadi motivasi hidup dan stimulan dalam menghadapi musibah dan cobaan. Sebab seberat-beratnya cobaan hidup yang kita alami, di sana masih ada orang yang lebih berat cobaannya dari kita. Sehingga kita pun berusaha tegar dan sabar menghadapi ujian dan tantangan.
Lalu yang harus kita tanamkan pula dalam hati tatkala mendapati musibah dan ujian, bahwa semakin besar musibah yang datang maka semakin besar pula pahala yang akan diraih. Jangan kita menyangka tatkala musibah itu berlalu kemudian akan dibiarkan begitu saja tanpa bekas. Bahkan akan diganti dengan kebaikan dan akan digugurkan dosa-dosa sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya, dan ini nikmat yang besar dari Allah -Ta'ala-.
Semakin seseorang menambah kesabarannya dan mengharap pahala dengan musibahnya, maka semakin besar pula pahala yang akan didapatkannya.
Jadi musibah-musibah yang menghampiri seorang mukmin terbagi menjadi dua :
1. Apabila seseorang ditimpa musibah lalu ia mengingat pahala dan mengharapkan pahala tersebut atas musibah yang menimpanya, maka ia mendapatkan dua hasil: penghapusan dosa dan penambahan pahala.
2. jika dia lalai dari mengharap pahala karena dadanya menjadi sempit, resah dan gelisah, lalu lalai dari meniatkan kebaikan dan mengharapkan pahala dari Allah -Ta'ala-, maka ia mendapatkan satu kebaikan yaitu musibah itu tetap menjadi penghapus dosa dan kesalahannya. Jadi ia tetap menjadi orang yang beruntung dari seluruh keadaannya ketika mubah-musibah itu datang. Ia tidak mendapatkan pahala disebabkan ia tidak meniatkan hal tersebut dari musibahnya.
Oleh karena itulah, seyogyanya bagi seseorang yang tertimpa musibah walau hanya tertusuk duri, hendaknya ia bersabar dan meniatkan untuk mendapatkan kebaikan dan mengharap pahala dari Allah -Ta'ala-. Sehingga ia mendapatkan pahala dan digugurkan dosa dan kesalahannya.
Ini merupakan nikmat Allah -Ta'ala-, kedermawanan-Nya dan kemuliaan-Nya. Karena Dia menguji seorang mukmin kemudian memberi pahala atas musibahnya dan menghapus dosa-dosanya.
FAEDAH HADITS
1. Diraihnya pahala tergantung jenis ujian yang datang dan kesabaran menghadapi ujian.
2. Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi. Sebab mereka adalah orang-orang yang dikhususkan dengan kesabaran yang sempurna dan penyerahan diri kepada Allah -Ta'ala-. Sebab Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- menjadikan mereka sebagai suri teladan bagi manusia.
3. Semakin parah sakit seseorang dan gangguan seorang hamba maka semakin besar pula pahala dan dilipatgandakan kebaikan serta digugurkannya dosa-dosa hingga dihapus seluruh kesalahan darinya.
4. Seorang mukmin akan diuji sesuai dengan kadar keimanan dan keyakinannya.
Sumber:
[Syarah Riyadhus Sholihin karya Syaikh Al –‘Utsaimin -Rahimahullah- (hal. 243-244)]
[Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadhus Sholihin Karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali (hal. 97 - 98)]
Oleh : Ustadz Abu Dawud Ilham Al Atsary hafidzohulloh
Yuk Tebar Dakwah Sunnah Bersama sama dan Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment