Thursday, July 6, 2017

Pengertian Ghibah Dan Bahayanya

بسم الله الرحمن الرحيم

Pengertian ghibah/menggunjing saudara muslim adalah sebagaimana sabdanya shollallahu `alaihi wasallama dalam hadits Abu Huroiroh;

«ذكرك أخاك بما يكره» قيل أفرأيت إن كان في أخي ما أقول؟ قال: «إن كان فيه ما تقول، فقد اغتبته، وإن لم يكن فيه فقد بهته

"Menyebutkan sesuatu yang ada pada saudaramu(saudara seiman/ nasab) dan dia tidak senang untuk disebutkan hal tersebut,lalu dikatakan pada beliau shollallahu `alaihi wasallama:

Bagaimana kalau memang yang saya sebutkan tersebut ada padanya, Maka beliau shollallahu `alaihi wasallama bersabda:

Jika ada padanya maka engkau telah menggunjingnya/mengghibahnya,tapi kalau tidak ada padanya maka engkau telah menuduhnya dengan perkara kebatilan yang tidak ada padanya"
Diriwayatkan Imam Muslim(2589)70

Dan ghibah merupakan perbuatan yang haram bahkan termasuk dosa besar,karena Allah ta`ala telah menyerupakan perbuatan tersebut dengan memakan bangkai saudaranya,dan itu dosa besar,sebagaimana firmannya;

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

"Maka janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian lainnya,apakah kalian senang memakan bangkai saudaranya,maka kalian mesti membenci yang demikian,maka demikian pula ghibah(harus dibenci seperti itu)"
Q.s Al-Hujurot:12

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah;

الغيبة محرمة بالإجماع ولا يستنى من ذلك ما رجحت مصلحته

"Menggunjing orang lain haram tanpa ada perselisihan dikalangan para ulama dan tidak ada yang dikecualikan dari hal tersebut kecuali sesuatu yang kemaslahatannya lebih besar dari mudaratnya/kejelekannya".
Lihat Lubab Tafsir Ibni Katsir 2/468.

Berkata As-Sa`di:

في هذه الآية دليل على التحذير الشديد من الغيبة وأنها من الكبائر لأن الله شبهها بأكل لحم الميت

"Maka dalam ayat diayat diatas sebagai dalil tentang larangan dan peringatan  yang sangat keras dari ghibah dan itu termasuk dosa besar karena Allah menyerupakannya dengan memakan daging orang sudah meninggal dan itu termasuk dosa besar".
Lihat Tafsiir Karimir Rahman 767.

Dan memang jiwa kita sangat senang menyebutkan aib dan kejelekan saudara,tetangga,temannya,mungkin dia berkata:

Tetangga saya sering bertengkar sama istrinya,istri tetangga saya membenci suaminya,dia sering begini dan begitu,
»» Maka perhatikan hadits `Aisyah berikut ini:

قلت للنبي صلى الله عليه وسلم: حسبك من صفية كذا وكذا، فقال: "لقد قلت كلمة لو مزجت بماء البحر لمزجته"

"Beliau radhiyallahu `anha berkata: cukuplah bagimu wahai Rasulullah dengan Shofiyah(salah satu istrinya shollallahu `alaihi wasallama) seperti ini dan itu(berkata salah satu perowi hadits bahwa maksud Aisyah adalah cukuplah bagimu dengan shofiyah yang pendek postur tubuhnya)maka beliau shollallahu `alaihi wasallama bersabda:engkau wahai Aisyah telah mengatakan kalimat yang jelek,dan jika kejelekan tersebut dicampur dengan air laut maka niscaya air laut tersebut akan kotor dan tercemar"
(Diriwayatkan Abu Dawud( 4875 ) dan dishohihkan Albani.)

Dan ketahuilah bahwa orang sering mencari-cari kesalahan saudaranya,maka akan dinampakkan kesalahannya baik didunia ataupun diakhirat kalau dia tidak bertaubat,sebagaimana hadits Ibnu Umar:

صعد رسول الله صلى الله عليه وسلم المنبر فنادى بصوت رفيع فقال يا معشر من قد أسلم بلسانه ولم يفض الإيمان إلى قلبه لا تؤذوا المسلمين ولا تعيروهم ولا تتبعوا عوراتهم فإنه من تتبع عورة أخيه المسلم تتبع الله عورته ومن تتبع الله عورته يفضحه ولو في جوف رحله.

Bahwa Rasululloh Shollahu 'Alaihi wa Sallama naik mimbar lalu berkata dengan suara yang lantang: " Wahai sekalian yang menampakkan islam dengan lisannya/perkataannya saja akan tetapi belum masuk keimanan tersebut dalam hatinya janganlah mengganggu kaum muslimin, dan jangan mencela mereka serta jangan mencari-cari aib dan kesalahan mereka karena barang siapa mencari-cari kesalahan saudaranya muslim maka Allah akan nampakkan kesalahannya walaupun berada dalam rumahnya".
Diriwayatkan at-Tirmidzi (2032) dan dihasankan al-Albani.

Maka setelah kita mengetahui akan bahaya ghibah maka mari untuk segera bertaubat dan kita intropeksi diri kita masing-masing dan jangan sekali-kali kebaikan yang telah kita buat diambil orang lain pada hari kiamat,dengan mencela saudara kita sesama muslim atau mendzoliminya atau membicarakan kecelekannya,bersabda Rasul kita shollallohu 'alaihi wasallama:

من كانت عنده مظلمة لأخيه -من عرضه أو شيء-فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه ما بقدر مظلمته وإن لم يكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه.

"Barang siapa mendzolimi saudaranya(baik saudara nasab atau seiman/muslim) baik kehormatannya atau lainya maka hendaklah dia minta maaf didunia sebelum datang hari yang mana tidak bermanfaat emas dan perak (untuk menebus kesalahan dan kedzolimannya),yang mana kalau ada amalan kebaikannya maka akan diambil darinya sesuai kedzolimanya dan jika tidak punya amal kebaikan maka akan memikul dosa orang yang didzolimi".
(Diriwayatkan Imam al_Bukhori (2449) dari sahabat Abu Hurairah Radiyallohu 'Anhu).

Dan jangan sampai kita menjadi orang merugi pada hari kiamat,
Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallama bersabda:

إن المفلس من أمتي من يأتي يوم القيامة بصلاة وصيام وزكاة ويأتي وقد شتم هذا وقذف هذا وأكل مال هذا وسفك دم هذا وضرب هذا فيعطي هذا من حسناته وهذا من حسناته فإن فنيت حسناته قبل أن يقضى ما عليه أخذ من خطاياهم فطرحت عليه ثم طرحت في النار.

"Sesungguhnya orang-orang bangkrut dari kalangan umatku adalah orang-orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat,puasa, zakat dalam keadaan dia telah mencela seseorang,serta menuduh, memakan harta (sesuatu yang tidak halal), menumpahkan darah , dan memukul yang lainya maka dia akan memberikan kebaikannya pada orang didzolimi,dan jika habis kebaikannya sebelum melunasi kesalahan dan kedzalimannya maka akan menanggung kesalahan orang yang didzalimi lalu dilemparkan kedalam neraka"
Diriwayatkan Imam Muslim (2581) dari sahabat Abu Hurairah Radiyallohu 'Anhu.

Begitu pula kalau seorang muslim sudah meninggal tidak boleh membincarakan kejelekannya kecuali ada kemaslatan yang didapatkan,seperti seorang yang mempunyai karya tulis yang menyesatkan kaum muslimin,maka boleh dijelaskan pada kaum muslimin tentang kesesatan orang tersebut demi menasehati mereka, sebagaimana Rasulullah bersabda dalam hadits aisyah radhiyallahu anha:

لا تسبوا الأموات فإنهم قد أفضوا إلى ما قدموا

"janganlah kalian mencela orang-orang yang sudah meninggal karena mereka telah dibalas apa yang mereka telah perbuat".
Diriwayatkan Imam Bukhori(1393).

Wahai saudara dan saudari ku kasihanilah dirimu, jaga amalanmu jangan sampai termasuk orang-orang bangkrut dan rugi pada hari kiamat.

Dan perlu diketahui,bukan berarti tidak boleh membicarakan kejelekan orang secara mutlak akan tetapi ada ketentuan-ketentuan yang telah disebutkan para ulama dan tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut,ada orang-orang tertentu, kalau kita mempelajari serta membaca sejarahnya ulama salaf maka hanya sedikit yang bergelut dalam bidang ini, seperti Imam Ahmad, Imam Bukhori,Abu Zur`ah .... dan yang semisal dengan mereka, padahal ulama islam sangatlah banyak.

Oleh : Al Akh Abu Bakr Rafi' bin Ladukani Al Buthany - Ma'bar, YAMAN.

========================
Mohon bantu penyebarkan artikel di blog ini, semoga bermanfaat dan mendapatkan pahala yang serupa, InshaAllah

No comments:

Post a Comment

Hukum Merayakan Ulang Tahun Dan Menerima Hadiahnya

Tanya jawab AQIDAH ISLAM tentang hukum merayakan ulang tahun dan menerima hadiahnya Soal : Apa hukum merayakan hari ulang tahun bagi anak-...